Perencanaan produk adalah proses menciptakan ide produk dan
menindaklanjuti sampai produk diperkenalkan ke pasar. Selain itu, perusahaan
harus memiliki strategi cadangan apabila produk gagal dalam pemasarannya.
Termasuk diantaranya ekstensi produk atau perbaikan, distribusi, perubahan
harga dan promosi.
Kesuksesan ekonomi suatu perusahaan manufaktur tergantung
kepada kemampuan untuk mengidentifikasi kebutuhan pelanggan, kemudian secara
cepat menciptakan produk yang dapat memenuhi kebutuhan tersebut dengan biaya
yang rendah. Hal ini bukan merupakan tanggung jawab bagian pemasaran, bagian
manufaktur, atau bagian desain saja, melainkan merupakan tanggung jawab yang
melibatkan banyak fungsi yang ada di perusahaan. Metode pengembangan produk
berdasarkan kepada permintaan atau persyaratan serta spesifikasi produk oleh
customer adalah metode yang cukup baik, karena dengan berbasis keinginan
customer maka kemungkinan produk tersebut tidak diterima oleh customer menjadi
lebih kecil.
Dari sudut pandang investor pada perusahaan yang
berorientasi laba, usaha pengembangan produk dikatakan sukses jika produk dapat
diproduksi dan dijual dengan menghasilkan laba.Namun laba seringkali sulit
untuk dinilai secara cepat dan langsung.
Terdapat 5 dimensi spesifik yang berhubungan dengan
laba dan biasa digunakan untuk menilai kinerja usaha pengembangan produk,
yaitu:
Seberapa baik produk yang dihasilkan dari upaya pengembangan
dan dapat memuaskan kebutuhan pelanggan. Kualitas produk pada akhirnya akan
mempengaruhi pangsa pasar dan menentukan harga yang ingin dibayar oleh
pelanggan.
Biaya untuk modal peralatan dan alat bantu serta biaya
produksi setiap unit disebut biaya manufaktur dari produk. Biaya produk
menentukan berapa besar laba yang dihasilkan oleh perusahaan pada volume
penjualan dan harga penjualan tertentu.
3. Waktu
Pengembangan Produk
Waktu pengembangan akan menentukan kemampuan perusahaan
dalam berkompetisi,
menunjukkan daya tanggap perusahaan terhadap perubahan
teknologi dan pada akhirnya akan menentukan kecepatan perusahaan untuk menerima
pengembalian ekonomis dari usaha yang dilakukan tim pengembangan.
Biaya pengembangan biasanya merupakan salah satu komponen
yang penting dari investasi yang dibutuhkan untuk mencapai profit.
5. Kapabilitas Pengembangan.
Kapabilitas pengembangan merupakan asset yang dapat
digunakan oleh perusahaan untuk mengembangkan produk dengan lebih efektif dan
ekonomis dimasa yang akan datang.
Perancangan dan pembuatan suatu produk baik yang baru atau
yang sudah ada merupakan bagian yang sangat besar dari semua kegiatan teknik
yang telah ada. Kegiatan ini didapat dari persepsi tentang kebutuhan manusia,
kemudian disusul oleh penciptaan suatu konsep produk, perancangan produk,
pengembangan dan penyempurnaan produk, dan diakhiri dengan pembuatan dan
pendistribusian produk tersebut.
Di dalam suatu produk yang akan dikembangkan, tiap - tiap
elemen suatu produk mempunyai fungsi - fungsi sendiri. Diantara fungsi - fungsi
satu dengan yang lain terkadang ada saling terkait, sehingga suatu fungsi
komponen akan menentukan fungsi komponen lainnya.
Secara umum penentuan fungsi produk dapat dicari dengan dua
langkah, yaitu :
Ø Identifikasi dan penyusunan fungsi produk.
Ø Pengelompokan fungsi produk.
Proses adalah merupakan urutan langkah-langkah pengubahan
sekumpulan input menjadi sekumpulan output. Proses Pengembangan produk adalah
langkah-langkah atau kegiatan-kegiatan di mana suatu perusahaan berusaha untuk
menyusun, merancang, dan mengkomersialkan suatu produk.
Kesuksesan ekonomi sebuah perusahaan manufaktur tergantung
pada kemampuan untuk mengidentifikasi kebutuhan pelanggan, kemudian secara
tepat menciptakan produk yang dapat memenuhi kebutuhan tersebut dengan biaya
yang rendah. Untuk membuat sebuah produk biasanya kita akan melewati
tahap-tahap sebagai berikut:
- Market Research dan Feasibility Study. Market Research dilakukan untuk mengetahui selera pasar pada umumnya. Dari
market research ini bisa didapatkan produk seperti apa yang konsumen butuhkan
atau inginkan.
- Brainstorming. Brainstorming, atau dalam bahasa Indonesia juga disebut
sebagai curah pendapat, adalah proses mengumpulkan ide-ide untuk mencari
solusi/jalan keluar dari masalah yang didiskusikan. Dari proses berdiskusi ini
akan didapatkan garis besar barang yang akan dibuat, cara kerja, komponen yang
akan dipakai, dan lain sebagainya. Misalnya kita ingin membuat mesin penghisap
debu, akan terbayang untuk membuatnya dibutuhkan motor, chasing/wadah,
filter/saringan, hose/pipa, mulut pipa dan sebagainya.
- Menentukan Tujuan dan Batasan Produk. Tujuan dan batasan diperlukan agar kita tidak berlebihan
dalam merancang produk tersebut yang akan berakibat mahalnya harga jual ke
konsumen. Konsumen tentu saja menginginkan nilai tambah yang ditawarkan dalam
produk tersebut sepadan dengan biaya yang dikeluarkannya (reasonable price).
Tentu saja market research diperlukan untuk mengetahui selera pasar. Dari
menentukan tujuan dan batasan ini kita memperoleh spesifikasi komponen-komponen
dan material apa saja yang akan dipakai.
- Menggambar
Produk. Dengan
menggambarkan produk berdasarkan hubungan dimensi komponen-komponen yang sudah
ditentukan dalam tahap-2 di atas, kita akan mendapatkan ilustrasi produk jadi.
Produk bisa digambar dalam 2 dimensi atau 3 dimensi, biasanya gambar 3 dimensi
lebih mudah dimengerti oleh sebagian besar orang. Merancang produk dalam 3
dimensi bisa dilakukan dengan menggunakan software SolidWorks, Inventor, Catia
dll.
- Review
Produk. Produk
review dilakukan untuk mengevaluasi apakah ada kekurangan pada rancangan yang
sudah dibuat desainnya sampai tahap gambar ini. Diskusi dengan melihat gambar
produk biasanya lebih mudah berkembang daripada hanya membayangkannya saja.
Pada tahap ini kembali dilakukan brainstorming untuk mendapatkan hasil yang
optimal dan meminimalisir masalah yang akan timbul ketika produksi masal nanti.
Pada tahap ini pula biasanya produk yang sedang dirancang perlu dibenahi
disana-sini.
- Membuat
Prototype/Sample. Sample barang yang akan diproduksi masal bisa dibuat dengan
berbagai cara. Untuk produk-produk dari resin bisa dimodelkan dengan mesin
rapid prototyping, desain body mobil yang stylish bisa dimodelkan dengan tanah
liat khusus, kardus pembungkus produk bisa dibuat dengan tangan. Untuk
produk-produk yang sudah umum tidak perlu sampai membuat sample barangnya
(produk-produk dari besi), namun memerlukan ketelitian dalam menggambar dan
tidak boleh ada kesalahan gambar yang bisa berakibat fatal: barang reject.
- Uji
Coba. Sebelum
dipasarkan tentu kita perlu menguji apakah barang yg kita buat ini benar-benar
handal atau tidak. Ada yang mengujinya berdasarkan waktu, ditekan, dijatuhkan,
dan lain-lain. Produsen telepon seluler seperti nokia memiliki mesin khusus
untuk menguji ponsel-ponsel buatan mereka supaya tahan terhadap bantingan. Jika
ditemukan hal-hal yang tidak memuaskan tentu saja produk tersebut perlu
didesain ulang (kembali ke tahap 3). Hal-hal yang memuaskan tentu saja harus
dilihat dari sudut pandang konsumen, bukan produsen. Begitulah produsen-produsen
besar saat ini mengkaji terus menerus produk mereka agar nama produk yang
mereka buat tetap terjaga.
- Poduksi
Masal. Dalam
produksi masal perlu adanya kontrol kualitas agar konsumen tidak sampai
menerima barang yang rusak.
- Garansi. Garansi
adalah layanan purna jual yang diberikan oleh perusahaan yang membuat produk
tersebut agar konsumen tenang jika sewaktu-waktu ada kerusakan pada barang
tersebut. Banyak konsumen yang lebih memilih membayar agak lebih mahal untuk
mendapatkan garansi dan ketenangan dalam pemakaian produk.
C. JUMLAH PRODUK YANG AKAN DI PRODUKSI
Biaya marjinal (MC) adalah satu faktor pada perubahan biaya
variable rata rata(AVC) dan otomaits biaya total rata rata (AC) ikut berubah,
contoh bila nilai MC lebih kecil dari AC, maka nilai AC juga akan turun,
sebaliknya bila nilai MC lebih besar dari nilai AC, maka nilai AC juga ikut
naik.
Bila kondisi perusahaan MR = MC
(pendapatan marjinal = biaya marjinal), ini
merupakan satu faktor perusahaan memperoleh keuntungan maksimal.
Penerimaan Marginal (Marginal Revenue)
Marginal Revenue merupakan Tambahan penerimaan yang
diperoleh sebagai hasil dari penjualan satu unit produk lagi.
Analisi Keseimbangan Umum (general equilibrium analysis)
Analisis Keseimbangan Umum, membahas hubungan antara pasar
yang satu dengan pasar yang lainnya,khususnya antara pasar barang dan pasar
faktor sebagai satu keseluruhan(general). karena kenyataannya harga dipasar
yang satu ikut mempengaruhi harga di pasar-pasar yang lain, baik dalam jangka
panjang maupun pendek. setiap perubahan permintaan atau penawaran di pasar yag
satu berkaitan dengan dan ikut mempengaruhi permintaan dan penawaran di pasar
yang lain.
2. Linear programming
(LP)
atau pemrograman linear (PL) adalah suatu pendekatan
matematis untuk menyelesaikan suatu permasalahan agar didapatkan hasil yang
optimal.Permasalahan yang sering diselesaikan dengan Linear Programming adalah
dalam pengalokasian factor-faktor produksi yang terbatas jumlahnya terhadap
berbagai kemungkinan produksi sehingga didapatkan manfaat yang optimal
(maksimal dan minimal).Sasaran maksimal, misalnya secara efisien sehingga
manfaat yang ingin dicapai (jumlah produksi/nilai penjualan/laba, dan
lain-lain) menjadi maksimal. Sasaran minimal misalnya, bagaimana mencari
kombinasi produksi agar penggunaan faktor-faktor produksi minimal tetapi
manfaat yang dicapai (dari kombinasi produksi) tidak lebih rendah dari angka
yang diinginkan ( Tarigan, 2005).
3. Munawir (1986)
menyatakan bahwa analisa break even point merupakan suatu analisa yang
ditujukan untuk menentukan tingkat penjualan yang harus dicapai oleh suatu
perusahaan agar perusahaan tersebut tidak menderita kerugian (keuntungan=0).
Melalui analisa BEP dapat dibuat perencanaan penjualan, sekaligus perencanaan
tingkat produksi, agar perusahaan secara minimal tidak mengalami kerugian.
Analisis break even point digunakan untuk menentukan hal-hal
sebagai berikut:
- Jumlah penjualan
minimum yang harus dipertahankan agar perusahaan tidak mengalami kerugian.
Jumlah penjualan minimum ini berarti juga jumlah produksi minimum yang harus
dibuat.
- Jumlah
penjualan yang harus dicapai untuk memperoleh laba yang telah direncanakan atau
dapat diartikan bahwa tingkat produksi harus ditetapkan untuk memperoleh laba
tersebut.
- Mengukur
dan menjaga agar penjualan dan tingkat produksi tidak lebih kecil dari BEP.
4. Menganalisis
perubahan harga jual, harga pokok dan besarnya hasil penjualan atau tingkat
produksi.
5. Siklus hidup
produk (bahasa Inggris: Product life cycle) adalah siklus hidup suatu
produk/organisasi dengan tahapan-tahapan proses perjalanan hidupnya mulai dari
peluncuran awal (soft launching), peluncuran resmi (grand launching), perubahan
dari target awal, lalu mulai berjuang dan berkompetisi dengan produk-produk
yang sejenis, hingga melewati persaingan dan kompetisi produk memiliki tingkat
penerimaan/ penjualan/ distribusi yang luas dan tersebar.
Sepanjang umur suatu produk, perusahaan biasanya memformulasikan
kembali strategi pemasarannya beberapa kali. Tidak hanya kondisi ekonomi
berubah, dan pesaing melancarkan serangan baru namun, tambahan lagi produk itu
melewati tahap baru dari minat dan persyaratan pembeli. Kosekuensinya,
perusahaan harus merencanakan strategi pengganti yang tepat untuk tiap tahap
dalam siklus hidup produk tersebut. Perusahaan berharap memperpanjang umur dan
profitabilitas produk walaupun tahu bahwa produk tersebut tidak akan bertahan
selamanya. PLC (Product life Cycle) atau siklus hidup produk merupakan konsep
penting dalam pemasaran yang memberikan pemahaman tentang dinamika suatu produk
yang kompetitif. Dalam konteks organisasi siklus hidup suatu organisasi menjadi
organisasi yang dihargai dan memiliki kredibilitas yang tinggi. Siklus hidup
produk menggambarkan tahap-tahap yang berbeda dalam sejarah penjualan suatu
produk. Tahap-tahap ini berhubungan dengan kesempatan dan masalah yang berbeda
mengenai strategi pemasaran dan laba potensial.
Dengan mengidentifikasi tahap-tahap yang berbeda dengan
tantangan yang berbeda tahap suatu produk berada, atau tahap yang akan dicapai
, perusahaan dapat memformulasikan encana pemasaran dengan lebih baik.
Mengatakan suatu produk memiliki siklus hidup adalah menegaskan empat hal :
1. Produk memiliki umur terbatas
2. Penjualan produk melewati tahap-tahap yang berbeda,
dengan tantangan yang berbeda bagi penjual.
3. Laba naik turun pada tahap yang berbeda dalam siklus
hidup produk
4. Produk membutuhkan strategi pemasaran, keuangan, produksi,
pembelian dan personel yang berbeda dalam tiap tahap siklus hidup mereka.
Gambar siklus hidup produk:
Menurut Basu Swastha (1984:127-132), daur hidup produk itu
di bagi menjadi empat tahap, yaitu :
1. Tahap perkenalan (introduction).
Pada tahap ini, barang mulai dipasarkan dalam jumlah yang
besar walaupun volume penjualannya belum tinggi. Barang yang di jual umumnya
barang baru (betul-betul baru) Karena masih berada pada tahap permulaan,
biasanya ongkos yang dikeluarkan tinggi terutama biaya periklanan. Promosi yang
dilakukan memang harus agfesif dan menitikberatkan pada merek penjual. Di
samping itu distribusi barang tersebut masih terbatas dan laba yang diperoleh
masih rendah.
2. Tahap pertumbuhan (growth).
Dalam tahap pertumbuhan ini, penjualan dan laba akan
meningkat dengan cepat. Karena permintaan sudah sangat meningkat dan masyarakat
sudah mengenal barang bersangkutan, maka usaha promosi yang dilakukan oleh
perusahaan tidak seagresif tahap sebelumnya. Di sini pesaing sudah mulai
memasuki pasar sehingga persaingan menjadi lebih ketat. Cara lain yang dapat
dilakukan untuk memperluas dan meningkatkan distribusinya adalah dengan
menurunkan harga jualnya.
3. Tahap kedewasaan (maturity)
Pada tahap kedewasaan ini kita dapat melihat bahwa penjualan
masih meningkat dan pada tahap berikutnya tetap. Dalam tahap ini, laba produsen
maupun laba pengecer mulai turun. Persaingan harga menjadi sangat tajam
sehingga perusahaan perlu memperkenalkan produknya dengan model yang baru. Pada
tahap kedewasaan ini, usaha periklanan biasanya mulai ditingkatkan lagi untuk
menghadapi persaingan.
4. Tahap kemunduran (decline)
Hampir semua jenis barang yang dihasilkan oleh perusahaan
selalu mengalami kekunoan atau keusangan dan harus di ganti dengan barang yang
baru. Dalam tahap ini, barang baru harus sudah dipasarkan untuk menggantikan
barang lama yang sudah kuno. Meskipun jumlah pesaing sudah berkurang tetapi
pengawasan biaya menjadi sangat penting karena permintaan sudah jauh
menurun.Apabila barang yang lama tidak segera ditinggalkan tanpa mengganti
dengan barang baru, maka perusahaan hanya dapat beroperasi pada pasar tertentu
yang sangat terbatas' Altematif-alternatif yang dapat dilakukan oleh manajemen
pada saat penjualan menurun antara lain:
a. Memperbarui barang (dalam arti fungsinya).
b. Meninjau kembali dan memperbaiki progrcm pemasaran serta
program produksinya agar lebih efisien.
c. Menghilangkan ukuran, warna, dan model yang kurang baik.
d. Menghilangkan sebagian jenis barang untuk mencapai laba
optimum pada barang yang sudah ada.
e. Meninggalkan sama sekali barang tersebut.
Untuk memperpanjang siklus hidup produk dapat dilakukan
upaya-upaya seperti: mendidik pasar, beriklan, menjaganya dengan penjualan dsb.
Ada juga istilah daur ulang siklus produk yang diterapkan untuk menarik proyek
dari penurunan dengan memperbaiki atau dengan perubahan lainnya, seperti
pengemasan ulang dan pemotongan harga.
6. Strategi Pengenalan Dan Pengembangan Produk Baru
Hampir tidak ada perusahaan yang dapat luput dari pengaruh
kemajuan teknologi dan munculnya produk-produk baru. Cepat atau lambat, hampir
semua produk yang ada sekarang akan hilang dari pasar dan digantikan dengan
produk-produk lain sehingga pertumbuhan dan keuntungan perusahaan dalam jangka
panjang akan tergantung dari kebijaksanaan produk yang didefinisikannya. Dalam
kondisi saat ini, dimana perkembangan pasar sangat dinamis dan penuh
persaingan, perusahaan akan sulit mempertahankan eksistensinya jika hanya
bertahan pada produknya yang sekarang. Oleh karena itu, pengembangan produk
baru merupakan suatu hal yang penting bagi perusahaan. Pengembangan tersebut
meliputi pembuatan produk yang baru atau penyempurnaan dari produk yang sudah
ada.
Proses pengembangan produk baru juga disertai dengan
berbagai resiko kegagalan. Untuk memperkecil resiko kegagalan, produk baru
perlu dibuat berdasarkan konsep produk yang sesuai dengan keinginan dan
kebutuhan konsumen serta dapat menciptakan kepuasan bagi konsumen. Dalam
tulisan ini akan dijelaskan konsep-konsep dan tahapan yang diperlukan dalam
pengembangan produk jasa baru pada operator telekomunikasi masa kini. Konsep -
konsep yang dijelaskan disini bukan hanya bisa diterapkan bagi operator
telekomunikasi saja, tapi juga dapat berlaku bagi perusahaan secara umum.
Transformasi dari Invention menuju Innovation
Pengembangan produk atau jasa akan melalui suatu tahap yang
dikenal dengan Invention. Inventionadalah proses menemukan suatu teknologi dari
tidak ada menjadi ada. Sedangkan Innovation adalah proses pembaharuan dari
invention. Innovation melibatkan peluang yang ada di pasar dengan penemuan
teknologi dan pengetahuan tentang teknologi baru. Sebagai contoh, temuan
teknologibluetooth, yang memungkinkan pertukaran data melalui koneksi wireless
dengan daerah jangkauan sekitar 150 meter, saat ini telah diintegrasikan
dalam media telepon selular (handphone), sehingga para
pengguna handphone dapat lebih mudah saling bertukar data.
Contoh lain adalah inovasi pada perusahaan minuman ringan
Coca-cola dimana inovasi adalah salah satu kunci keberhasilan yang menjadikan
Coca-Cola Indonesia semakin besar dan dikenal luas. Melalui riset dan
pengembangan (Research & Development), Coca-Cola
terus berinovasi untuk menciptakan produk, kemasan, strategi pemasaran, serta
perlengkapan penjualan baru yang lebih berkualitas, kreatif, serta mempunyai
ciri khas tersendiri. Pada tahun 2002, Coca-Cola Indonesia meluncurkan Frestea,
teh dalam kemasan botol dengan aroma bunga melati yang khas. Pada tahun 2003,
Fanta menghadirkan campuran dua rasa buah, orange dan mango, yang disebut
"Fanta Oranggo", setelah pada tahun sebelumnya sukses meluncurkan
Fanta Nanas. Dengan inovasi, Coca-Cola yakin bahwa produk-produk yang
ditawarkan akan mampu memenuhi kebutuhan pasar di Indonesia. Pada proses
inovasi ini, khususnya pada tahap inisiasi perlu dipertimbangkan bahwa inovasi
yang dihasilkan dapat diterima oleh perusahaan maupun masyarakat. Jelas bahwa
inovasi sangat diperlukan dalam pengembangan produk baru untuk memunculkan ide
dan kreatifitas munculnya produk atau jasa baru yang dapat dimanfaatkan oleh
para konsumennya.
Hasil inovasi yang lahir dari suatu perusahaan akan
ditindaklanjuti dengan proses pengembangan produk atau jasa baru. Untuk itu
perlu unit khusus yang menangani proses ini yaitu Unit
R&D,Research&Development. Unit ini akan melakukan riset penelitian dari
hasil inovasi untuk kemudian dikembangkan menjadi suatu produk atau jasa baru
yang akan dilempar ke pasaran. Perusahaan yang sudah mapan biasanya
mengalokasikan resourcesnya sekitar 5-10 % dari sales pada aktivitas
R&D.Basic Research menuju kepada terciptanya invention,
sedangkan Product Development danengineering
menuju kepada terciptanya Innovation.
Ada tiga faktor yang harus dipertimbangkan bagi unit R&D
dalam usahanya menerapkan formulasi strategi, yaitu :
Secara sederhana dapat dijelaskan bahwa kompetensi teknis
dari researcher diperlukan untuk melahirkan produk jasa yang berkualitas. Di
lain pihak produk jasa yang dikembangkan juga harus memperhatikan kebutuhan
pasar (memiliki commertial value) maupun kepentingan perusahaan,
keduanya harus sejalan. Untuk itu diperlukan upaya untuk mencari apa yang
dibutuhkan oleh pasar dan mencari invent-to-order bagi produk atau jasa untuk
memenuhi kebutuhan tersebut.
Fungsi Riset Bisnis perlu ditambahkan sebagai suatu sub unit
dalam Unit R&D untuk menunjang keberhasilan suatu produk atau jasa baru
agar sukses di pasaran. Sebagai contoh, TELKOM R&D Center telah melakukan
restrukturisasi organisasi pada akhir tahun 2006 dan melahirkan satu bidang
baru yaitu Bidang Research of Business. Bidang RoB tersebut meliputi 4
laboratorium dengan masing-masing fungsinya sebagai berikut :
1. Business Strategy, melaksanakan riset dan pengembangan
bisnis
2. Business Performance, melakukan evaluasi dan identifikasi
performansi bisnis
3.
Business Competitiveness, menyediakan data pasar,
pelanggan dan kompetitor yang kompetitif
4. Industrial Partnership, melakukan
pengembangan hubungan kemitraan yang strategis dengan institusi yang relevan.
Inovasi Technology Push VS Need Pull
Pada tahap eksplorasi ada 3 pola proses pengenalan dan
pengembangan produk/jasa baru yaitu :
Menurut pandangan ini, Anda harus membuat apa yang dapat
dijual. Produk baru ditentukan oleh pasar berdasarkan kebutuhan pelanggan. Jenis
produk baru ditentukan melalui penelitian pasar & umpan balik pelanggan,
dgn sedikit perhatian terhadap teknologi. Need Pull akan menuju pada
terbentuknya incremental innovation.
2. Mendorong Teknologi
(Technology Push)
Pandangan ini menyarankan Anda harus menjual apa yang dapat
anda buat. Produk baru diperoleh dari teknologi produksi, penggunaan teknologi
yang canggih dan kemudahan operasi, dengan sedikit perhatian terhadap pasar.
Dengan kata lain suatu produk atau teknologi baru didorong atau dijual ke pasar
(potential customer) yang tidak meminta atau mengetahui perihal produk atau
teknologi baru tersebut. Technolgy Push akan menuju kepada radical innovation.
3. Antar fungsional
(Interfunctional)
Produk baru memerlukan kerjasama diantara pemasaran,
operasi, keterampilan teknik, dan fungsi lainnya sehingga menghasilkan produk
yang memenuhi kebutuhan pelanggan dengan penggunaan teknologi yang memberikan
manfaat terbaik. Untuk kesuksesan inovasi produk atau jasa baru diperlukan
kombinasi dari kedua model pertama yaitu proses technical-linking dan
need-linking. Selain itu ada tiga elemen yang menjadi konsideran dalam
menciptakan peluang bisnis baru yaitu : relevant problem, technology sources
dan market demand.
Lead User research adalah salah satu metodologi yang
diyakini dapat memberikan kunci sukses bagi terobosan produk/jasa baru. Dasar
pemikiran metodologi ini adalah adanya Lead User yaitu spesifik
konsumen/individual yang memiliki pengalaman kebutuhan lebih dahulu/mendahului
dari konsumen/individual yang lain. Dengan melibatkan team khusus yang terdiri
dari para expert pada kelompok lead user ini, maka akan didapatkan suatu temuan
inovasi yang sangat berharga.
Beberapa contoh peran serta lead user dalam suatu terobosan
inovasi baru antara lain :
- Protein untuk hair conditioner ditemukan oleh
seorang wanita di tahun 1950 yang mempunyai ramuan tradisional yang terdiri
dari bir atau telur untuk tubuh agar lebih bersinar.
Melalui metodologi Lead user ini akan didapatkan beberapa
manfaat sebagai berikut :
1. Memperoleh akses informasi yang lebih kaya dan reliable
melalui kebutuhan customer yang dapat diperoleh melalui
traditional market research. Metode Lead User
melengkapi kebutuhan untuk traditional market research bukan menggantikan. Pengembangan konsep
produk/jasa yang lebih baik karena berasal dari data konsumen yang lebih baik.
Tahapan Metodologi Lead User Research
Ada empat tahapan yang harus dilakukan dalam Lead User
Research, yaitu :
Stage 1: Project Planning (4-6 minggu)
Mempelajari
current market place
Stage 2: Trends/Needs Identification (5-6 minggu)
Melakukan
studi literatur
Melakukan
Interview kepada top expert.
Analisa
data, dan menentukan kebutuhan yang lebih mengerucut
Stage 3: Preliminary Concept Generation (5-6 minggu)
Interview
lead user dan expert
Pengumpulan
data untuk bisnis case
Mendefinisikan
kebutuhan produk/jasa baru (buat draft konsep)
Stage 4: Final Concept Development (5-6 minggu)
Perencanaan
Workshop Lead user
Pelaksanaan
workshop �>
perbaikan konsep dengan melibatkan lead user/expert
Contoh Kasus dengan menggunakan Break Event Point:
Fixed Cost suatu Toko Sepatu MDA: Rp. 500.000,- Variable
Cost Rp. 10.000,-/unit. Harga jual Rp. 20.000,-/unit.
Maka BEP per unitnya adalah
BEP = Fixed
Cost
Harga
Jual – Variabel Cost
BEP = Rp.500.000
20.000 –
10.000 = 50 unit
Artinya perusahaan perlu menjual 50 unit sepasang sepatu
agar terjadi break even point. Pada pejualan unit ke 51, maka took itu mulai
memperoleh keuntungan