Sunday 30 June 2013

pEngembangan Organisasi

Organisasi sebagai alat dalam arti abstrak untuk merealisir, apa yang menjadi keputusan starategik yang ditetapkan, maka mau tidak harus mengikuti atas perubahan lingkungan yang digerakkan oleh kekuatan kepemimpinan untuk hidup dan bertahan dalam abad 21, oleh karena itu, organisasi sebagai alat dimanifestasikan terutama dalam hubungan dua faktor yang disebut dengan fleksibilitas disatu sisi dan disisi lain adalah dapat tidaknya dikontrol. Hal itu laksana perbedaan antara seorang bayi dan orang yang lebih tua. Bayi itu sangat fleksibel dan dapat memasukkan jari kakinya kedalam mulutnya, namun gerakan-gerakan dan perilakunya agak sulit dikontrol. Dengan meningkatnya usia kita akhirnya seseorang yang lebih tua juga akan kehilangan sifatnya yang dapat dikontrol. Jadi ukuran dan waktu bukanlah penyebab pertumbuhan dan menjadi tua seolah-olah perusahaan yang besar dengan tradisi yang lama disebut tua, sedangkan perusahaan yang kecil tanpa tradisi disebut muda. Muda berarti organisasi itu dapat berubah dengan relative mudah, tua berarti adanya perilaku yang dikontrol namun tidak fleksibel. Oleh karena itu, suatu organisasi dalam abad 21, haruslah dibangun sebagai organisasi yang memiliki sifat fleksibel dan mudah dikontrol, maka organisasi itu tidaklah terlalu muda atau terlalu tua, tahap ini dinamakan PRIMA dalam daur hidup organisasi. Organisasi dalam keadaan PRIMA, benar-benar diperlengkapi untuk menerima dan menanggapi perubahan yang cepat didalam pasar, teknologi, kompetisi dan kebutuhan pelanggan. Bertolak dari pemikiran bahwa kunci organisasi yang mampu mendukung daur hidup organisasi kedalam posisi PRIMA yang mampu diremajakan secara berkelanjutan terletak pada faktor fleksibilitas dan kontrol, oleh karena itu pemilihan model struktur organisasi sangat menentukan. Dalam pemilihan, walaupun suatu model struktur dibangun atas dasar prinsip-prinsip yang telah dipahami, menyangkut hal-hal yang terkait dengan 1) pembagian tugas ; 2) pendelegasian wewenang ; 3) disiplin ; 4) kesatuan perintah ; 5) Kesatuan arah ; 6) Rentangan pengawasan ; 7) Koordinasi ; 8) Jenjang organisasi ; 9) Sentralisasi ; 10) Inisiatif ; 11) Budaya. KEEFEKTIFAN DAN PENDEKATAN Untuk menerapkan pokok pikiran yang diungkapkan diatas, maka dijelaskan secara singkat yang terkait dengan : Keefektifan organisasi : Tidak ada satu difinisipun yang dapat merumuskan untuk mengungkapkan yang dimaksud dengan keefektifan organisasi. Oleh karena itu dalam teori organisasi memberikan jawaban lain terhadap pertanyaan “apa yang membuat organisasi effektif ?” Jawabannya adalah struktur organisasi yang tepat dimana didalamnya termasuk bahwa cara kita menempatkan orang serta pekerjaannya dan menetapkan peran serta hubungan mereka. Bertolak dari pikiran diatas, maka keefektifan organisasi akan didukung oleh kekuatan kebiasaan pikiran yang terkait dengan 1) Organisasi digerakkan oleh manusia dalam melaksanakan pekerjaan sejalan dengan sasaran dan rencana ; 2) Bentuk mengikuti fungsi ; 3) Keputusan dibuat dekat sumber informasi ; 4) Sistem penghargaan ; 5) Komunikasi horizontal dan vertical ; 6) Menghindari konflik individu dan atau kelompok ; 7) Membangun organisasi system terbuka ; 8) Organisasi berintraksi dengan lingkungan ; 9) Ada nilai kebersamaan yang didukung strategi manajemen ; 10) Kekuatan dalam umpan balik untuk individu dan kelompok sehingga mampu mendorong belajar. Pendekatan organisasi : Keyakinan bahwa keefektifan organisasi tidak dapat dirumuskan karena ada perbedaan pandangan, oleh karena itu, maka pemahamannya melalui suatu pendekatan yang sering diungkapkan dengan apa yang disebut : 1) Pendekatan pencapaian tujuan, menyatakan bahwa keefektifan sebuah organisasi harus dinilai dengan pencapaian tujuan ketimbang caranya. 2) Pendekatan sistim, bahwa organisasi terdiri sub bagian yang saling berhubungan, oleh karena itu dinilai berdasarkan kemampuannya untuk dan mempertahankan stabilitas dan keseimbangan. 3) Pendekatan stakeholders, dikatakan efektif apabila dapat memenuhi bagi pemilik adalah laba atau investasi, pertumbuhan penghasilan ; pegawai adalah kompensasi, tnjangan tambahan, kepuasaan pada kondisi kerja ; pelanggan adalah kepuasan terhadap harga, kualitas, pelayanan ; kreditur adalah kemampuan untuk membayar hutang. 4) Pendekatan nilai-nilai bersaing, bertitik tolak dengan assumsi terdapat apa yang disebut dengan fleksibilitas (mampu menyesuaikan diri dengan perubahan ; perolehan sumber (mampu meningkatkan dukungan dari luar dan memperluas jumlah tenaga kerja) ; perencanaan (tujuan jelas dan dipahami dengan benar) ; produktifitas (volume keluaran tinggi, rasio keluaran terhadap masukan tinggi) ; Ketersediaan informasi (saluran komunikasi membantu pemberian informasi kepada orang mengenai hal-hal yang mempengaruhi pekerjaan mereka) ; stabilitas (perasaan tenteram, kontinuitas, kegiatan berfungsi secara lancar) ; Tempat kerja yang kondusif (pegawai mempercayai, menghormati serta bekerja sama dengan yang lain) ; tenaga kerja terampil (pegawai memperoleh pelatihan, mempunyai keterampilan dan berkapasitas untuk melaksanakan pekerjaannya dengan baik) ILMU ORGANISASI DAN FAKTOR PENENTU Ilmu organisasi yang menjelaskan mengenai organisasi yang mengungkapkan macam, bentuk dan tipe organisasi dapat anda pelajari dari beberapa penulis yang banyak dapat kita ketemukan dan dipergunakan sebagai informasi. Dalam praktek yang perlu kita pahami adalah tiap teori dan dalam praktek tidak menjamin pilihan atas satu model yang tidak siap mengungkapkan dampak pengaruh perubahan yang rumit dan komplek sehingga prinsip-prinsip organisasi tidak dapat dijalankan secara konsisten karena ketidak mampuan memecahkan hal-hal yang terkait dengan kepentingan individu, kelompok dan organisasi. Dalam praktek, menurut bentuk yang banyak diterapkan, apa yang disebut dengan 1) Organisasi staff ; 2) Organisasi garis ; 3) Organisasi fungsional ; 4) Organisasi staff dan garis ; 5) Organisasi garis dan fungsional ; 6) Organisasi fungsional dan staff ; 7) Organisasi garis, fungsional dan staff ; 8) Organisasi panitia. Dari pengalaman juga memberikan gambaran bahwa bentuk organisasi tersebut diatas yang bersifat abstrak dan menjadi konkrit digerakkan oleh manusia tidak mampu menjamin dalam menyesuaikan dengan tuntutan perubahan. Kekuatan kebiasaan pikiran dalam mendorong tuntutan perubahan akan sjalan dengan kemampuan untuk memahami atas dimensi sebagai komponen dari struktur organisasi yang dapat diibaratkan sebuah kursi yang berkaki tiga dimana tanpa satu kaki, maka ia tidak berfungsi. Dalam hal ini dipahami apa yang disebut dengan : Pertama, disebut dengan Kompleksitas : Merujuk kepada tingkat diferensiasi yang terdapat dalam organisasi, maka terdapat tiga bentuk dengan karekteristik, apa yang disebut dengan: Pertama adalah Horizontal yang menunjukkan adanya diferensiasi dari unit-unit berdasarkan orientasi para anggotanya, sifat dari tugas yang dilaksanakannya serta tingkat pendidikan dan pelatihannya ; Kedua adalah Vertical, merujuk kepada kedalam organisasi, berarti menunjukkan banyak atau sedikitnya tingkatan, jumlah tingkatan ditentang olh rentang kendali ; Ketiga adalah Spasial merujuk pada tingkat sejauh mana lokasi berdasarkan geografis. Kedua, disebut dengan Formalisasi : Merujuk pada tingkat sejauh mana pekerjaan dalam organisasi distandarisasi dalam bentuk peraturan, proseur, instruksi dan komunikasi tertulis, itu berarti seluruh aktivitas dituangkan dalam manual organisasi administrasi seperti manual akuntansi, personalia,, pemasaran, pembelian. Ketiga, disebut dengan Sentralisasi : Sentralisasi dinyatakan sebagai tingkat sejah mana kekuasaan formal dapat membuat kebijaksanaan-kebijaksanaan dikonsentrasikan pada individu, unit atau suatu tingkat. Tingkat kontrol yang dipunyai seseorang dalam seluruh proses keputusan melalui langkah-langkah sebagai berikut : 1) Mengumpul informasi sebagai dasar pengambilan keutusan ; 2) Memproses dan menginterprestasikan informasi sebagai dasar saran yang akan disampaikan ; 3) Membuat pilihan mengenai apa yang hendak dilakukan ; 4) Memberikan wewenang kepada orang lain mengenai apa yang hendak dilaksanakan ; 5) Melaksanakannya. Bila tingkat kontrol dapat dilakukan dengan cermat, maka kemungkinan proses pengambilan keputusan akan disentralisasikan. Ini berarti memberikan tanggapan yang cepat terhadap informasi yang baru, masukan yang lebih banyak, memotivasi para manajer untuk terlibat dalam pengambilan kputusan. Oleh karena itu, kebutuhan organisasi yang mampu membangun satu kekuatan yang mendorong daya kemauan setiap pemain dalam semua peran agar mampu memupuk kebiasaan kekuatan pikiran kedalam kebiasaan yang produktif, sehingga setiap pemain peran akan selalu siap menghadapi dari setiap perubahan. Jadi pada organisasi dalam skala kecil, menengah dan besar haruslah bermula dengan satu pemikiran dengan melihat masa lalu, masa kini dan juga dengan suatu pemikiran jauh melihat kedepan bahwa pemilihan yang terkait dengan macam, bentuk dan tipe organisasi menjadi suatu keputusan yang bersifat strategik, sehingga perlu mendalami hal-hal penentu yang terkait dalam membangun struktur yang bersifat fleksibel dan mudah dikontrol yaitu yang terkait dengan apa yang disebut strategi, besaran organisasi, teknologi, lingkungan dan pengendalian kekuasaan.

Friday 26 April 2013

Kebijakan Fiskal

KEBIJAKAN FISKAL Kebijaksanaan fiskal adalah kebijaksanaan yang kedua dibidang pengendalian makro adalah. Kebijaksanaan moneter dan kebijaksanaan fiskal adalah dua kebijaksanaan yang merupakan alat utama bagi perencana ekonomi nasional untuk mengendalikan keseimbangan makro perekonomiannya. Keduanya sangat erat berkaitan satu sama lain, sehingga dalam praktek yang sering dijumpai adalah kebijaksanaan fiskal yang juga mempunyai konsekuensi-konsekuensi moneter atau kebijaksanaan moneter dengan konsekuensi-konsekuensi fiskal. Kebijaksanaan-kebijaksanaan semacam ini mungkin lebih cocok disebut ‘kebijaksanaan fiskal-moneter”. Pembahasan ini diawali mengenai hubungan antara APBN dan kebijaksanaan fiskal. Hal ini sejalan dengan pengertian umum bahwa kebijaksanaan fiskal adalah kebijaksanaan yang dilaksanakan lewat APBN. Dalam bagian selanjutnya kita akan meneliti apakah pengaruh dan suatu “kebijaksanaan fiskal”, yang dicerminkan oleh suatu struktur APBN tertentu, ter hadap perekonomian. Akhirnya kita akan mengambil sebuah contoh untuk menunjukkan bagaimana kita bisa memperkirakan pengaruh dan suatu kebijaksanaan fiskal dengan menggunakan aijabar sederhana. Pengaruh kebijaksanaan fiskal terhadap perekonomian bisa dianalisa dalam dua tahap yang berurutan, yaitu: (a) Bagaimana suatu kebijaksanaan uiskal diterjemahkan men jadi suatu APBN dan (b) Bagaimana APBN tersebut mempengaruhi perekonomian. Dalam bagian mi kita akan mengaji tahap (a). Khususnya kita akan membahas makna dan suatu kebijaksanaan fiskal dilihat dari struktur pos-pos APBN. APBN mempunyai dua sisi, yaitu sisi yang mencatat pengeluaran dan sisi yang mencatat penerimaan. Sisi pengeluaran mencatat semua kegiatan pemerintah yang memerlukan uang untuk pelaknaannya. Dalam praktek macam pos-pos yang tercantum di sisi ini sangat beraneka ragam dan mencerminkan apa yang ingin dilaknakan pemerintah dalam programnya. Untuk tujuan pembahasan Dibagian lain terdiri dan pos utama, yaitu: 1. Pengeluaran pernerintah untuk pembelian barang/jasa, 2. pengeluaran pemerintah untuk gaji pegawainya, 3. pengeluaran pemerintah untuk transfer payments yang ini liputi misalnya, pembayaran subsidi/bantuan Iangsung kepada berbagai golongan masyarakat, pembayaran pensiun, pembayaran bunga untuk pinjaman pemerintah kepada masyarakat. Semua pos pada sisi pengeluaran tersebut memerlukan dana untuk melaksanakannya. Sisi penerimaan menunjukkan darimana dana yang diperlukan tersebut diperoleh. Ada empat sumber utama untuk memperoleh dana tersebut, yaitu: (a) pajak (berbagai macam), (b) pinjaman dan bank sentral, (c) pinjaman dan masyarakat dalam negeri, (d) pinjaman dan luar negeri. Dahulu pajak adalah satu-satunya sumber untuk pembiayaan kegiatan pemerintahan. Tidak ada pajak tidak ada kegiatan pemerintahan. Sekarang, pajak masih merupakan sumber keuangan negara yang paling penting bagi semua negara di dunia. Namun bagi pemerintah di negara-negara modern ada bebeapa cara lain untuk memperoleh dana tambahan. Yang pertama, pemerintah bisa “meminjam” dana dan bank sentralnya, seperti halnva seseorang mengambil kredit dart bank. Tetapi ada satu perbedaan penting antara kredit bank sentral kepada pemerintah dengan kredit bank kepada seseorang atau perusahaan. Perbedaan ini adalah bahwa bank sentral hanya bisa memberikan kredit dengan jalan menciptakan uang inti (reserve money). Bank sentral tidak bisa menciptakan uang giral seperti bank-bank umum biasa, sebab “uang giral” bank sentral. Dan penambahan uang inti (L berarti (lewat money multiplier) penambahan jumlah uang beredar (L OIeh sebab itu dalam ungkapan yang lebih populer, pemberian kredit bank sentral kepada pemerintah adalah identik dengan pencetakan uang baru. (Yang lebih tepat sebenarnya adalah penciptaan uang inti baru). Cara lain untuk memperoleh dana adalah meminjam dan masyarakat dalam negeni. Caranya adalah dengan mengeluarkan obligasi dan menjualnya di pasar uang dalam negeri*). Bila masyarakat (termasuk bank-bank) membeli surat berharga ini maka pemerintah memperoleh dana yang semula ada di tangan masyarakat (dan sebagai gantinya, masyarakat memegang obligasi pemerintah). Cara ini disebut open market operations (operasi pasar terbuka). Biasanya bank sentral bertindak sebagai “agen” pemerintah dalam melakukan open market operations. Cara ini hanya bisa dilakukan di negara-negara yang sudah memiliki pasar surat berharga (bursa efek dan saham) yang sudah maju. Bagi negara-negara sedang berkem bang pasar semacam itu belum berkembang, sehingga kebijaksanaan open market operations hanya mempunyai kegunaan yang terbatas. Bagi negara-negara maju, open market operations adalah suatu cara pembelanjaan keuangan negara yang sangat penting. Cara yang terakhir untuk memperoleh dana adalah dengan meminjam dan luar negeri. Yang dilakukan di sini adalah “mengambangkan” obligasi pemerintah di pasar uang luar negeri (misalnya, pemerintah Indonesia telah menjual obligasinya di pasar uang Hamburg dan Tokyo). Dalam hal mi pemerintah Indonesia menerima dana (dalam bentuk matauang asing atau “devisa”) dan si pembeli di luar negeri menerirna surat tanda berhutang (“obligasi”) pemenintah Indonesia (beserta janji kapan membayar kembali dan dengan bunga beberapa). Cara mi lebih cocok apabila pemerintah membutuhkan dana dalam bentuk devisa (misalnya, untuk membiayai kebutuhan impornya). Cara di atas adalah untuk memperoleh “kredit komersial” dan luar negeri, yaitu pinjaman dengan bunga seperti yang berlaku di pasar pada saat itu. Bagi beberapa negara, kredit komersial mungkin mungkin dirasa cukup berat, dilihat dan persyaratan pembayaran bunga maupun jangka waktu pengembaliannya. Khusus bagi negara sedang berkembang tersedia kemungkinan untuk memperoleh “kredit lunak”, yaitu pinjaman dengan bunga di bawah bunga yang berlaku di pasar uang dan dengan jangka waktu yang lebih longgar.*) Pemberi kredit ini adalah pemerintah negara-negara maju yang memang mempunyai program untukmembantu pembangunan negara negara berkembang, yaitu negara-negara “donor”, dan lembaga lembaga keuangan internasional yang bertujuan membantu negara negara berkembang (seperti Bank Dunia, Asian Development Bank, Dana Moneter Internasional (IMF), dan sebagainya). Sebagai contoh, APBN suatu negara bisa berbentuk seperti berikut: APBN, Negara X, 1981/1982 (dalam Rp milyar), Dari segi pembukuannya, APBN selalu seimbang: pengeluaran total adalah 2.300 dan penerimaan total juga 2.300. Perubahan kebijaksanaan fiskal ditunjukkan oleh adanya perubahan jumlah untuk masing-masing pos. Meskipun jumlah total (pengeluaran dan penerimaan) sama, kita bisa mempunyai kebijaksanaan fiskal yang berbeda apabila struktur angka-angka untuk pos-pos APBN berbeda. Dan memang, kita tidak bisa melihat pengaruh dan suatu APBN hanya dengan melihat nilai totalnya saja. (sebab nilai ini menurut prinsip akuntansinya harus selalu seimbang). Kita bisa mengatakan bahwa APBN defisit, surplus atau seimbang dalam arti ekonomis hanya apabila kita meneliti struktur angka-angkanya. Ada beberapa pengertian yang berbeda mengenai apa yang di maksud suatu APBN defisit, surplus atau seimbang. Masing-masing pengertian mempunyai arti ekonomis (dan implikasi makro) yang berbeda satu sama lain. Kita harus memilih pengertian yang sesuai dengan tujuan analisa kita atau dengan problema yang kita soroti. Contoh di atas (dengan kriteria manapun) menunjukkan situasi APBN defisit. Pengertian yang “paling ketat” mengatakan bahwa defisit APBN terjadi apabila seluruh pengeluaran pemerintah tidak bisa dibiayai oleh sumber keuangan negara yang paling utama, yaitu pajak. Dalam contoh di atas, pengeluaran total adalah 2.300 sedang penerimaan pajak hanya 1.200, jadi terjadi defisit (dalam pengertian ini) sebesar 1.100. Pengertian defisit yang kedua dan yang “kurang ketat” mengatakan bahwa APBN defisit apabila penerimaan pajak plus pinjaman pemerintah dan masyarakat dalam negeri tidak mencukupi untuk membiayai seluruh pengeluaran pemerintah. Dalam contoh di atas, pajak plus pinjaman mi berjumlah 1.400, sehingga terjadi defisit (dalam pengertian ini) sebesar 900. Mengapa pinjaman dan masyarakat dalam negeni dianggap sebagai sumber dana yang “wajar”? Pertama, karena ini adalah pinjaman pemerintah terhadap warganya sendiri, sehingga ada perasaan bahwa pinjaman ini “wajar”. Alasan kedua, yang secara ekonomis lebih penting, adalah bahwa pinjaman semacam ini tidak menambah jumlah uang beredar di dalam negeri, karena dana yang diperoleh pemerintah adalah dana yang sebelumnya ada di ta ngan masyarakat (yaitu, hanya terjadi pengalihan hak penggunaan dana yang tersedia). Ciri ini mempunyai implikasi penting bagi pengaruh kebijaksanaan fiskal terhadap perekonomian (seperti yang akan kita bahas nanti). Pengertian yang paling “lunak” mengenai defisit APBN menga takan bahwa defisit APBN hanya terjadi apabila pajak + pinjaman dan masyarakat dalam negeri + pinjaman dan luar negeri tidak mencukupi untuk membiayai seluruh pengeluaran pemerintah. Dengan lain perkataan, defisit APBN terjadi apabila pemerintah harus meminjam dan bank sentral atau, secara populer, harus men cetak uang baru untuk membiayai pengeluarannya. Dalam contoh di atas, defisit menurut pengertian ini adalah 300. Berbagai pengertian mengenai APBN surplus dan seimbang juga bisa digolongkan sejalan dengan pengertian mengenai defisit di atas. Kesimpulan umum mengenai uraian kita sampai saat mi adah bahwa kita harus berhati-hati dan mempunyai konsepsi jelas mengu nai pengertian mana yang kita maksud apabila kita mengatakan te jadi defisit atau surplus APBN. Selain itu jelas pula dan uraian di atas bahwa cara membiayai pengeluaran pemerintah menentukan sekali akibat APBN terhadap perekonomian. Bermacam-macam pengeluaran sangat menentukan pula pengaruh APBN terhadap perekonomian Hanya melihat angka “total”nya saja, kita tidak bisa menilai konsekuensi APBN bagi perekonomian.

kebijakan Moneter

Kebijakan Moneter Kebijakan moneter adalah tindakan pemerintah (atau bank sentral) untuk mempengaruhi situasi makro yang dilaksanakan melalui pasar uang. Ini adalah definisi umum dari kebijakan moneter yang bisa diartikan sebagai tindakan makro pemerintah dengan cara mempengaruhi proses penciptaan uang.Dengan mempengaruhi proses penciptaan uang, pemerintah bisa mempengaruhi : jumlah uang beredar. tingkat bunga yang berlaku dipasar uang. Melalui tingkat bunga pemerintah bisa mempengaruhi : pengeluaran investasi tingkat harga (P) dan GDP Di sini kita menyoroti mata rantai yang pertama, yaitu antara kebijaksanaan moneter dengan M Khususnya kita menanyakan tindakan-tindakan apakah yang bisa dilakukan Pemerintah (bank sentral) untuk mempengaruhi M (uang beredar) Untuk menjawab pertanyaan ini kita perlu merangkum kesimpulan-kesimpulan pokok mengenai proses penciptaan uang di atas. Pertama, kita simpulkan bahwa jumlah uang beredar (Ms) ditentukan oleh dua faktor, yaitu: (a) besarnya jumlah uang inti (H) yang tersedia, dan (b) besarnya koefisien pelipat uang, Kedua, kita simpulkan bahwa besarnya uang inti dipengaruhi oleh empat faktor, yaitu: (a) keadaan neraca pembayaran (surplus atau defisit) (b) keadaan APBN (surplus atau defisit) (c) perubahan kredit langsung Bank Indonesia (d) perubahan kredit likuiditas Bank Indonesia. Secara umum kita mengatakan bahwa pemerintah bisa mempengaruhi Ms apabila pemerintah bisa mempengaruhi nilai pelipat uang dan/atau jumlah uang inti. Apa yang bisa dilakukan pemerintah untuk mempengaruhi Ms adalah apa yang bisa dilakukan pemerintah untuk mempengaruhi variabel-variabel di sebelah kanan persamaan (8) ini. Man kita lihat satu per satu. Kita sebutkan di atas bahwa u (= K/Ms) tidak ditentukan oleh pemerintah, tetapi diputuskan oleh masyarakat. Tetapi sebenarnya pemerintah masih bisa mempengaruhi uang secara tidak langsung. Misalnya apabila bank-bank pemerintah rneningkatkan bunga yang dibayar kan untuk deposito atau giro, maka kemugkinan uang menurun (artinya, orang lebih suka memegang uang giral daripada uang kartal). Dengan demikian money multiplier naik dan M naik. Dalam hal ini kita mengatakan bahwa tingkat bunga untuk deposito dan giro adalah instrumen kebijaksanaan moneter yang bisa digunakan pemerintah untuk mempengaruhi M lewat u. Bagaimana dengan v (= R/D)? Kita singgung di atas bahwa selain itu pemerintah bisa mempengaruhi v melalui penentuan cash-ratio atau reserve requirement. Apabila pemerintah ingin mengekang M pemerintah bisa meningkatkan cash-ratio. sehingga v meningkat, yang selanjutnya akan memperkecil nilai koefisien pelipat uang. Sebaliknya, cash-ratio bisa diturunkan apabila pemerintah menginginkan untuk memperbesar M Oleh sebab itu cash-ratio kita katakan pula sebagai suatu instrumen kebijaksanaan moneter. Sebenarnya pemerintah masih bisa mempengaruhi v (jumlah Uang Giral) dengan cara lain, yaitu dengan mempengaruhi excess reserve yang dipegang bank. Bagaimana caranya? Satu cara utama adalah dengan mengubah tingkat bunga yang dikenakan oleh bank sentral atas pinjaman yang diberikannya kepada bank-bank. (Ingat bank sentral adalah “banknya bank” atau bankers’ bank, artinya ia bisa memberikan pinjaman kepada bank-bank apabila mereka membutuhkan tam bahan likuiditas). Untuk pinjaman semacam ini bank-bank harus membayar bunga. Tingkat bunga ini dikenal dengan nama discount rate. Apabila discount rate dinaikkan maka bank-bank cenderung untuk menambah excess reservenya, sebab mereka tidak ingin terlalu mengandalkan dana bank sentral untuk memenuhi kebutuhan likuiditas yang tak terduga karena cara itu menjadi terlalu mahal. Akibatnya v (jumlah Uang Giral) meningkat dan pelipat uang menurun. Sebaliknya, apabila discount rate ( pengurangan rata-rata) rendah, maka bank merasa cukup aman memegang excess reserve yang kecil, karena sewaktu-waktu mereka memerlukan dana untuk mengatasi masalah likuiditasnya mereka bisa memperoleh dana bank sentral dengan biaya murah. Akibatnya v (jumlah Uang Giral) turun, sehingga pelipat uang meningkat. Jadi discount rate adalah juga instrumen ke bijaksanaan moneter bagi pemerintah (bank sentral). Pemerintah bisa pula mempengaruhi Ms dengan cara mempengaruhi H (uang inti). Dengan cara: pemerintah bisa mempengaruhi neraca pembayaran Dengan menggalakkan ekspor (misalnya, dengan memberi ran sangan ekspor berupa penurunan pajak ekspor atau pemberian sertifikat Ekspor) dan mengurang impor. (misalnya dengan menaikkan bea masuk), pemerintah bisa menciptakan surplus neraca pembayaran. ini akan menambah uang inti yang tersedia di masyarakat, Sehingga Ms meningkat. Jadi pajak ekspor, Sertifikat Ekspor, bea masuk, adalah instrumen kebijaksanaan moneter. Pemerintah bisa dengan lebih langsung mempengaruhi APBN . Apabila dikehendaki Ms meningkat, APBN bisa dibuat defisit. baliknya, apabila M dikehendaki turun, maka APBN harus dibuat surplus. Jadi, APBN adalah juga instrumen kebijaksanaan moneter. Demikian pula pemerintah bisa mempengaruhi M (uang bereedar) dengan mengendalikan kredit langsung dan kredit likuiditas bank sentralnya, misalnya dengan menetapkan batas maksimum yang bisa diberi n (credit ceiling) atau dengan menaikkan (atau menurunkan) tingkat bunga kredit bank. Sebenarnya ada berbagai variasi instrumen lain yang bisa digunakan pemerintah untuk mempengaruhi Ms lewat baik money multiplier maupun jumlah uang inti. Apa yang kita sebutkan di atas ada beberapa instrumen-instrumen pokoknya. Kita tidak bicarakan instrumen-instrumen lain tersebut di sini, karena lebih cocok untuk bahas dalam Ekonomi Moneter.

PASAR Uang

Teori makro Klasik mempunyai dasar filsafat bahwa perekonomian yang didasarkan pada sistem bebas-berusaha (laissez faire) adalah self-regulating, artinya mempunyai kemampuan untuk kembali ke posisi keseimbangannya secara otomatis. OIeh sebab itu pemerintah tidak perlu campurtangan. Di pasar barang sifat self-regulating ini dicerminkan oleh adanya proses yang otomatis membawa kembali ke posisi GDP yang menjamin full-employment, apabila karena sesuatu hal perekonomian tidak pada posisi ini. Landasan dan keyakinan ini adalah (a) berlakunya Hukum Say yang menyatakan bahwa: “Supply creates its own demand,” dan (b) anggapan bahwa semua harga fleksibel. Di pasar tenaga kerja, dalam jangka pendek hanya ada pengangguran sukarela. Tetapi pengangguran inipun hanya bersifat sementara, karena apabila harga-harga turun (termasuk tingkat upah), maka konsumsi dan produksi akan kembali lagi ke tingkat semula (yaitu tingkat full employment). Di pasar uang, kaum Klasik mempunyai Teori Kuantitas, yang menyatakan bahwa permintaan akan uang adalah proporsional dengan nilai transaksi yang dilakukan masyarakat. Di pasar mi ditentukan tingkat harga umum; apabila jumlah uang yang beredar (penawaran akan uang) naik maka tingkat harga pun naik. Dalam sistem standar kertas, tidak ada proses otomatis yang menstabilkan tingkat harga. Di sini kaum Kiasik melihat satu-satunya peranan makro pemerintah, yaitu mengendalikan jumlah uang yang beredar sesuai dengan kebutuhan transaksi masyarakat. Di dalam sistem standar emas, ada mekanisme otomatis yang menjamin kestabilan harga. Di sini peranan pemeriniah tidak dianggap perlu. Karena jumlah uang (emas) yang beredar otomatis menyesuaikan dengan kebutuhan masyarakat. Di pasar luar negeri, mekanisme otomatis menjamin keseimbangan neraca perdagangan melalui: (a) mekanisme Hume, dalam sistem standar emas, atau (b) mekanisme kurs devisa mengambang, dalam sistem standar kertas. Sementara itu Campur tangan pernerintah tidak diperlukan. Penjelasan tentang pasar uang dapt dijelaskan sebagai berikut : Pasar uang adalah pertemuan antara permintaan akan uang dengan penawaran akan uang. Permintaan akan uang adalali kebutuhan masyarakat akan uang tunai untuk menunjang k giatan ekonominya. Sedangkan penawaran akan uang adalah jumlah uang yang disediakan oleh pemerintah dan bank-banl yaitu seiuruh uang kartal dan uang giral yang beredar. Menurut Keynes, permintaan akan uang bersumber pada 3 macam kebutuhan akan uang: (a) kebutuhan transaksi, (b) kebutuhan berjaga-jaga dan (c) kebutuhan spekulasi. Ketiga macan kebutuhan ini disebut 3 alasan mengapa orang memerlukan uang. Permintaan akan uang untuk transaksi ditentukan oleh(a) vol me output yang ditransaksikan (yaitu GDP nil) dan (b) tingkai harga umum. Dalam hal mi Keynes tidak berbeda dengan kaum Klasik, Pasar uang untuk berjaga-jaga relatif kecil. Permintaan untuk spekulasi (yang membedakan teori Key dengan teori Kuantitas) adalah permintaan akan uang tunai un tuk tujuan memperoleh keuntungan. Caranya adalah dengan “berspekulasi” dalam pasar obligasi (surat berharga). Apabila harga obligasi diharapkan untuk naik di masa mendatang, mak orang akan membeli obligasi dengan uang tunainya han in un berarti uang tunai yang saat mi ia ingin pegang (untuk tujual spekulasi) berkurang. Sebaliknya, apabila harga obligasi diha rapkan turun, maka permintaannya akan uang tunai saat ini bertambah lebih senang menjual obligasi yang ia pegang memperoleh atau memegang uang tunai sekarang. Hubungan antara harga obligasi dan tingkat bunga yang berla ku adalah berkebalikan. Harga obligasi naik sama saja artiny dengan tingkat bunga turun. Sebaliknya, harga obligasi turun berarti tingkat bunga naik. Bila harga obligasi diharapkan naik, ini berarti bahwa harga obligasi saat ini dianggap terlalu rendah. Bila harga obliga harapkan turun, ini berarti bahwa harga obligasi saat ini dengan harga tertinggi.

ekonomi makro dasar

Secara umum, ilmu ekonomi berguna karena ia memberikan petunjuk-petunjuk mengenai kebijaksanaan apa yang bisa diambil untuk menanggulangi suatu permasalahan ekonomi tertentu. Ekonomi makro, sebagai satu cabang dan ilmu ekonomi, berkaitan dengan permasalahan kebijaksanaan tertentu, yaitu permasalahan kebijaksanaan makro. Tugas pengendalian makro adalah juga mengusahakan agar perekonomian bisa bekerja dan tumbuh secara seimbang, terhindar dan keadaan-keadaan yang bisa mengganggu keseimbangan umum tadi. Pengelolaan yang lebih khusus atas masing-masing sektor perekonomian bukan bagian dan tugas pengendalian makro, meskipun menjaga keseimbangan antara masing-masing sektor termasuk di dalam tugas tersebut. Secara garis besar, permasalahan kebijaksanaan makro mencakup dua permasalahan pokok: a. Masalah jangka pendek atau masalah stabilisasi. Masalah ini berkaitan dengan bagaimana “menyetir” perekonomian nasional dan bulan ke bulan, dan triwulan ke triwulan atau dan tahun ke tahun, agar terhindar dan tiga “penyakit makro” utama yaitu: 1) inflasi, 2) pengangguran dan 3) ketimpangan dalam neraca pembayaran. b. Masalah jangka panjang atau masalah pertumbuhan. Masalah ini adalah mengenai bagaimana kita “menyetir” perekonomian kita agar ada keserasian antara pertumbuhan penduduk, pertambahan kapasitas produksi, dan tersedianya dana untuk investasi. Pada asasnya masalahnya juga berkisar pada bagaimana menghindari ketiga penyakit makro di atas, hanya perpektif waktunya adalah lebih panjang (lima tahun, sepuluh tahun, atau bahkan dua puluh lima tahun). Dalam analisa jangka pendek faktor-faktor berikut ini kita anggap tidak berubah atau tidak bisa kita ubah: (a) Kapasitas total dan perekonomian kita. Kegiatan investasi dalam jangka pendek, masih mungkin dilakukan, tetapi ha nya dalam arti khusus, yaitu sebagai pengeluaran investasi berupa penambahan stok barang jadi, setengah jadi atau pun barang mentah di dalam gudang para pengusaha, dan pengeluaran oleh perusahaan-perusahaan untuk pembelian barang-barang modal (mesin-mesin, konstruksi gedung-gedung dan sebagainya). Tetapi yang perlu diingat, “jangka pendek” yang kita maksud di sini adalah begitu pendek sehingga pengeluaran (pembelian) barang-barang modal tersebut beleum bias menambah kapasitas produksi dalam periodesasi tersebut. (Yaitu mesin-mesin sudah dibeli tapi belum dipasang). (b) Jumlah penduduk dan jurnlah angkatan kerja. Dalam suatu triwulan misalnya, jumlah-jumlah mi praktis bisa dianggap tidak berubah. (c) Lembaga-lembaga sosial, politik, dan ekonomi yang ada. Selanjutnya dari segi teori, apabila kita ingin “menyetir” perekonomia kita dalam jangka pendek, kita harus melakukan kebijaksanaan-kebijaksanaan yang bersifat jangka pendek pula, misalnya dengan jalan : 1. menambah jumlah uang yang beredar, 2. menurunkan bunga kredit bank, 3. mengenakan pajak import, 4. menurunkan pajak pendapatan atau pajak penjualan, 5. menambah pengeluaran pemerintah, 6. mengeluarkan obligasi negara dan sebagainya. Kebijaksanaan-kebinksanaan semacam ini mempunyai ciri umum bahwa kesemuanya bisa dilakukan tanpa harus mengubah ketiga factor tersebut di atas. Jadi seandainya kita menginginkan kenaikan produksi dalam jangka pndek, kita bisa melakukannya dengan, misalnya: 1. memperlancar distribusi bahan-bahan mentah kepada para produsen, 2. mendorong pcngusaha untuk mempergunakan pabrik-pabriknya secara lebih intensif (menambah giliran kerja/shift), 3. memberikan kerja lembur kepada para karyawan dan sebagainya. Kehijaksanaan-kebijaksanaan semacam mi bisa menaikkan arus produksi barang/jasa tanpa mengubah ketiga faktor di atas. Kesemuanya ini adalah kebijakilnaan-kebijaksanaan jangka pendek. Dan kebijaksanaan-kebijaksanaan semacam inilah yang sering diandalkan untuk tujuan stabilisasi. Meskipun demikian perlu kita catat di sini bahwa dalam praktek yang berkaitan antara masalah jangka pendek dan masalah jangka panjang, adalah sangat erat, terutama bagi negara-negara sedang berkembang. Dengan lain kata, kita seringkali tidak bisa mengkotakkan secara jelas mana yang jangka pendek dan mana yang jangka panjang. Di banyak negara-negara sedang berkembang, kita tidak bisa melakukan kebijaksanaan stabilisasi yang terlepas dan kebijaksaanaan pembangunan ekonomi (jangka panjang). Seringkali kebijaksanaa-kebijaksanaan jangka pendek yang kita sebutkan di atas, meskipun kita Iaksanakan secara setepat-tepatnyapun, tidak bisa menghilangkan secara tuntas penyakit makro, seperti inflasi dan pengangguran yang diderita oleh masyarakat dalam jangka pendek. Sebabnya adalah bahwa di negara-negara tersebut seringkali penyakit iniflasi dan pengangguran tersebut berakar pada sebab-sebab “sturuktural,” yaitu pada faktor-faktor yang hanya bisa berubah atau diubah dalam jangka panjang dan biasanya melalui pembangunan ekonomi dan social.
Promosi koperasi adalah arus informasi / persuasi 1arah yang dibuat untukmengarahkan seseorang / organisasi kepada tindakan yang menciptakan pertukaran dalam pemasaran. Tujuan promosi koperasi 1. modifikasi tingkah laku yaitu melakukan komunikasi untuk memperkuat tingkah laku yang ada penjual selalu berusaha menciptakan kesan baik tentang dirinya/mendorong pembelian barang dan jasa. 2. memberitahu yaitu kegiatan untuk memberi tahu pasar yang dituju tentang penawaran. Promosi ini biasanya dilaksanakan pada tahap awal siklus kehidupan koperasi. 3. membujuk yaitu promosi diarahkan untuk mendorong terjadinya permintaan dengan menciptakan kesan positif agar tepat memberi pengaruh dalam waktu yang cukup lama. Promosi ni biasanya dilaksanakan pada tahap pertumbuhan siklus kehidupan koperasi. 4. mengingatkan yaitu promosi dilakukan untuk mempertahankan merk dihati masyarakat. Promosi ini biasanya dilakukan selama tahap kedewasaan. Tujuan promosi 1. memberitahukan, kepada individu ini dilakukan untuk produk awal / baru 2. mengingatkan kembali, ini dilakukan produk lama 3. persuasif / membujuk 4. memodifikasi dalam promosi dibtuhkan komunikasi orang yang mempromosikan suatu produk harus mampu berkomunikasi dan mempunyai ilmu motivasi komunikasi merupakan proses penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan komunikasi dikatakan efektif jika kesan yang diberikn bermakna sama dengan pesan yang diterima oleh komunikan sehingga komunikasi dapat berhasil dan teapat serta berdaya guna. Motivasi Yaitu dorongan untukmelakukan komunikasi secara efektif jika orang tersebut memiliki / menguasai ilmu motivasi Motivasi secara intern : motivasi yang muncul dari dalam orang itu sendiri. Secra ekstern : motivasi yang muncul dari luar orang tersebut. Hukum-hukum komunikasi 1. respect yaitu sikap menghargai karena prinsip paling dalam pada sifat dasar manusia oleh kebutuhan untuk dihargai. Artinya membangun komunikasi dengan rasa yang dan sikap saling menghargai dan menghormati dapat membangun kerjasama yang menghasilkan sinergi yang akan meningkatkan efektifitas kinerja. 2. Empathy Yaitu kemampuan untuk menempatkan diri pada situasi / kondisi yang dihadapi orang lain. Syarat utama: kemampuan mendengarkan/mengerti terlebih dahulu sebelum didengarkan / dimengerti oleh orang lain. 3. Audible. Yaitu segala sesuatu yang dismpaikan dapat didengarkan / dimengerti dengan baik atau pesan yang disampaikan dengan cara / sikap yang dapat diterima oleh penerima pesan. 4. Clarity Yaitu kejelasan pesan atau keterbukaan dan transaparansi 5. Humble Sikap rendah hati atau sikap penuh melayani, meghargai mau mendengarkan, dikritik, pengendalian diri serta mengutamakan kepentingan yang lebih besar. Promosional Mix Yaitu kombinasi strategi yang paling baik dari variabel periklanan, personal selling dan alat promosi yang lain yang semuanya direncanakan untukmencapai tujuan program penjualan. Periklanan Yaitu presentasi dan promosi non pribadi tentang ide barang dan jasa yang dibayar oleh sponsor tertentu. Personal selling yaitu presentasi lisan dalam suatu percakapan dengan satu calon pembeli atau lebih yang ditujukan untuk menciptakan penjualan. Metode komunikasi 1. metode impromtu yaitu komunikasi dilakukan secara spontan tanpa persiapan sama sekali hanya dipandang mampu ahli atau berpengalaman yang biasanya diminta untuk menyampaikan dengan metode ini. 2. metode menghafal yaitu metode yang dilakukan dengan menghafal teks atau naskah / narasi dan disampaikan paa saat terjadi komunikasi 3. metode naskah komunikasi dilakukan dengan membacakan naskah yang telah dipersiapkan sebelumnya biasanya dipergunakan untuk acara resmi 4. metode ekstemporan yaitu komunikasi dilakukan dengan membuat persiapan secara garis besar. Peranan koperasi 1. mempersatukan, mengarahkan, mengembangkan daya cipta, daya usaha dan daya kreasi rakyat 2. meningkatkan pendpatan dan menimbulkan pembagian yang adil dan merata 3. mempertingi derajat hdup dan kecerdasan bagus. 4. membina kelangsungan dan perkembangan demokrasi ekonomi. 5. menciptakan lapangan usaha baru. Koperasi harus dikelola secara efisien dan efektif maksudnya: 1. penghematan pengeluaran 2. perencanaan usaha 3. produktifitas / peningkatan hasil perkapita 4. usaha koperasi dengan gambaran jelas bagi kemudahan pemasaran dan kemantapan harga. 5. pelaksanaan selain sebagai badan usaha yang bertujuan untuk kesejahteraan angotanya (profit motiv) ETALASE/ PAJANGAN etalase adalah tempat barang dan jasa dipajangkan, kata lain:display / interior macam-macam etalase : open display : pajangan terbuka boleh diambil sewaktu-waktu yaitu barang yang dilihat secara terbuka. Close display: pajangan barang-barang tertutup (resiko tinggi) Etalase yang baik: 1. pengelompokan jenis barang 2. mudah dijangkau 3. tidak beresiko 4. menarik 5. menyesuaikan temapt dan kondisi tujuan untuk menarik pembeli potensial, meningkatkan omset, penjualan, meningkatkan laba usaha pembungkusan adalah suatu benda / barang untuk mengemas sebuah produk fungsi: menarik pembeli, melindungi, menjaga kualitas produk, membedakan kualitas produk, membedakan jenis merk/barang, praktis sasaran koperasi : masyarakat, anggota,pengurus, pengawas.

Thursday 25 April 2013

Mikro ekonomi

Ekonomi Mikro Dalam Kerangka Ilmu Ekonomi Ilmu ekonomi biasa dibagi dalam tiga kelompok dasar, yaitu kelompok ekonomi deskriptif, kelompok teori ekonomi dan kelompok ekonomi terapan. Ekonomi deskriptif atau descriptive economics, mengumpulkan keterangan-keterangan faktual yang relevan mengenai sesuatu masalah ekonomi. Teori ekonomi yang biasa juga disebut economic theory atau economic principles, yang selanjutnya dapat dipecah lagi ke dalam dua kelompok besar, yaitu kelompok teori ekonomi mikro dan kelompok teori ekonomi makro, tugas utamanya ialah encpb menerangkan secara umum sistem perekonomian Apabila yang merupakan materi pembahasan adalah perilaku pelaku-pelaku ekonomi yang berada di dalam sistem perekonomian, maka teori ekonomi iersebut masuk kategori teori ekonomi mikro. Sedangkan apabila yang merupakan materi pem bahasan adalah mekanisme bekerjanya perekonomian sebagai suatu keseluruhan, maka teori ekonomi tersebut kita kategorikan sebagai teori ekonomi makro. Akhirnya, yang dilakukan oleh ekonomi terapan, atau applied economics ialah menggunakan hasil-hasil pemikiran yang terkumpul dalam teori ekonomi untuk menerangkan keterangan-keterangan yang dikumpulkan oleh ekonomi deskriptif. Dengan menggunakan kerangka penggolongan ilmu ekonomi tersebut di atas dapatlah dikatakan bahwa materi yang disajikan dalam buku ini kalau dilihat isinya dapat dimasuk kan ke dalam kelompok teori ekonomi mikro, yang lazim pula disebut teori harga atau price theory, dan yang biasa juga disingkat ekonomi mikro atau microeconomics. Pelaku-Pelaku Ekonomi Di atas telah disinggung bahwa ekonomi mikro berusaha menerangkan perilaku pelaku-pelaku ekonomi. Oleh karena itu ada man faatnya apabila untuk sejenak perhatian kita, kita arahkan guna mengetahui macam kegiatan yang dilakukan oleh pelaku-pelaku ekonomi tersebut dan hubungan-hubungan yang lazim terjadi di antara mereka. Dalam perekonomian manapun, baik primitif maupun modern, baik kapitalis, sosialis maupun komunis, dapat dibedakan tiga kelompok pengambil keputusan ekonomi yang untuk selanjutnya kita sebut pelaku pelaku ekonomi atau subyek-subyek ekonomi. Ketiga kelompok pelaku pelaku ekonomi tersebut ialah A. Rumah tangga keluarga, B. Rumah tangga perusahaan, dan C. Rumah tangga pemerintah. Dan ke tiga kelompok tersebut masing-masing mempunyai pola aktivitas ekonomi tertentu yang sedikit banyak dipengaruhi oleh sistem perekono mian yang berlaku. Pada dasarnya kegiatan-kegiatan ekonomi yang khas bagi masing-masing golongan pelaku ekondmi tersebut di atas dapat kita ikhtisarkan sebagai berikut A. Rumah Tangga Keluarga. > Dalam literatur kelompok pelaku ekonomi mi biasa disebut sebagai household, dan dapat berupa organisasi keluarga atau dapat pula berupa orang perorangan. Orang perorangan kita anggap sebagai rumah tangga keluarga beranggota tunggal. Kegiatan-kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh rumah tangga keluarga pada pokoknya meliputi menjual atau menyewakan sumber-sumber daya yang mereka mi liki dengan mendapatkan pendapatan yang dapat berupa upah, gaji, sewa, bunga atau laba sebagai hasil penjualan atau hasil persewaan sumber-sumber daya mereka, membayar pajak, membeli dan mengkonsumsi barang-barang dan jasa-jasa pribadi yang dihasilkan oleh rumah-rumah tangga perusahaan, dan memanfaati jasa pemakaian barang-barang dan jasa-jasa publik yang disediakan oleh pemerintah. B. Rumah Tangga Perusahaan > Pelaku-pelaku ekonomi yang tergolong dalam kategori mi mempunyai bentuk yuridis yang bermacam macam. Ada yang berbentuk perseroan terbatas, persekutuan komanditer, persekutuan dengan firma, perusahaan perseorangan, perusahaan negara, koperasi dan sebagainya lagi. Rumah-rumah tangga perusahaan, yang dengan singkat kita sebut juga produsen, perusahaan atau badan usaha melaksanakan kegiatan-kegiatan ekonomi yang pada dasarnya adalah seperti di bawah ini membeli sumber-sumber daya dan rumah-rumah tangga keluarga dan rumah tangga pemerintah, membayar pajak, memanfaati barang-barang dan jasa-jasa publik yang disediakan oleh pemerintah, menggunakan sumber-sumber daya seperti dimaksudkan di atas untuk menghasilkan barang-barang dan jasa-jasa, dan menjual barang-barang dan jasa-jasa yang mereka hasilkan, kepada rumah-rumah tangga keluarga, rumah tangga pemerintah, dan juga kepada sesama rumah tangga perusahaan. C. Rumah-tangga pemerintah > Pelaku ekonomi ini, yang biasa hanya disebut pemerintah, menjalankan macam kegiatan ekonomi seperti berikut membeli sumber-sumber daya, (untuk sistem perekonomian kita terutama sumber daya manusia), barang-barang dan jasa-jasa dan rumah-rumah tangga keluarga dan rumah-rumah tangga perusahaan, dengan sumber-sumber daya, barang-barang dan jasa-jasa yang dibelinya, rumah tangga pemerintah menghasilkan serta menya jikan jasa barang-barang publik untuk dapat dimanfaati oleh rumah-rumah tangga keluarga dan rumah-rumah tangga perusahaan, memungut pajak dan rumah-rumah tangga keluarga dan rumah rumah tangga perusahaan dengan maksud antara lain untuk membiayai pembelian barang-barang, jasa-jasa serta sumber-sumber daya yang diperlukan seperti yang dimaksudkan pada butir ke 1 di atas, bertindak sebagai pengatur perekonomian, pemerintah berkewajiban (a) mengusahakan pembagian pendapatan nasional yang adil, (b) mengusahakan tingkat pendapatan nasioñal dan tingkat kesempatan kerja yang tinggi, (c) mengusahakan tingkat harga yang relatif stabil, dan (d) mengusahakan pertumbuhan ekonomi yang memadai. Untuk mendapatkan gambaran yang lebih balk mengenai hubungan hubungan ekonomi di antara ketiga pelaku ekonomi tersebut, kegiatan kegiatan ekonomi seperti disebutkan di atas kita ikhtisarkan dalam bentuk lingkaran aliran aktivitas ekonomi yang biasa juga disebut circular flow diagram. Materi Ekonomi Mikro Di atas telah diungkapkan bahwa cabang ilmu ekonomi yang dapat kita sebut ilmu ekonomi mikro, teori ekonomi mikro, microeconomics, atau singkatnya ekonomi mikro, biasa didefinisikan sebagai cabang ilmu ekonomi yang khusus mempelajari perilaku pelaku-pelaku ekonomi. Apabila kita berpegang teguh pada definisi ini kita harus berkesimpu1an bahwa materi-bahas ilmu ekonomi mikro berupa perilaku ekonomi rumah tangga keluarga, perilaku ekonomi rumah tangga perusahaan dan perilaku ekonomi rumah tangga pemerintah. Akan tetapi rupa-rupanya para pemikir ekonomi berfikir pragmatis. Dalam mengisi literatur ekonomi mikro para memikir ekonomi tidak mau terikat kepada definisi ilmu ekonomi mikro seperti yang mereka lafalkan. Pertama-tama dapat diketengahkan bahwa dengan mendasarkan kepada pertimbangan bahwa transaksi yang dilakukan oleh pemerintah di samping nilainya secara keseluruhan sangat besar juga tujuan utamanya sering-sering adalah untuk mempengaruhi jalannya perekonomian, maka kebanyakan pemikir ekonomi tidak memasukkan teori perilaku ekonomi rumah-tangga pemerintah ke dalam disiplin ilmu ekonomi mikro. 1.) Teori Konsumen. Bagian dari ilmu ekonomi mikro ini pada pokoknya membahas perilaku ekonomi rumah-rumah tangga keluarga dalam menggunakan penghasilan mereka yang jumlahnya terbatas untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka dengan memperoleh tingkat kepuasan yang maksimal. Selanjutnya dapat diketengahkan bahwa teori konsumen mi memberi dasar teoritik konsepsi kurva permintaan konsumen, suatu konsepsi yang peranan nya sangit besar dalam kita mencoba menerangkan perilaku harga pasar. 2.) Teori Badan Usaha. Bagian ini membahas tentang perilaku rumah tangga perusahaan dalam menentukan jumlah barang atau jasa yang dihasilkan, dalam menentukan harga satuan barang atau jasa yang dihasilkan, dan dalam menentukan kombinasi sum ber-sumber daya yang dipergunakan dalam proses produksi, yang semuanya ini didasarkan kepada asumsi bahwa yang ingin dikejar oleh rumah tangga perusahaan adalah keuntungan sebesar-besarnya. Teori mi memberikan dasar teoritik konsepsi kurva penawaran produsen. 3.) Teori Harga Pasar. Bagian daripada ilmu ekonomi. mikro ini pada dasarnya membahas perilaku harga pasar barang-barang dan jasa jasa. Teori mi, seperti disinggung di atas banyak mernanfaati kesimpulan-kesimpulan teoritik teori konsumen dan teori badan usaha, khususnya konsepsi permintaan dan konsepsi penawaran yang dihasilkan oleh kedua teori tersebut. 4.) Teori Distribusi Pendapatan. Bagian daripada ilmu ekonomi mikro ini mencoba menerangkan perilaku harga sumber-sumber daya, yang dapat berubah upah untuk sumber daya manusia, bunga modal untuk sumber daya modal, dan sewa untuk sumber daya alam. leon distnibusi pendapatan mi banyak menggunakan kesimpulan teoritik teori rumah-tangga perusahaan dan teori perilaku rumah-tangga keluarga. 5.) Teori Keseimbangan Umum. Teori-teori yang disebutkan di atas, yaitu teori konsumen, teori produsen, teoni harga pasar dan eori distribusi pendapatan semuanya didasarkan kepada asumsi tidak adanya saling pengaruh-mempengaruhj atau interdependensi antara kegiatan ekonomi pelaku ekonomi yang satu dengan kegiatan ekonomi pelaku ekonomi lainnya. Dunia yang nyata menunjukkan adanya hubungan interdependensi tersebut. Teori ekonomi mikro yang dalam usaha menerangkan pembentukan harga, penentuan kuantitas barang atau jasa yang dihasilkan dan yang dikonsumsi, dan sebagainya seperti yang telah diuraikan di atas, mengikut sertakan ke dalam analisa unsur saling pengaruh-mempengaruhi di antara pelaku pelaku ekonomi tersebut, biasa disebut ana/isa keseimbangan- umum atau general equilibrium analysis. 6.) Ekonomi Kemakmuran atau Welfare Economics. Teoni-teoni ekonomi mikro sepertiyang kita uraikan di atas, dan butir ke 1 sampai dengan butir ke 5, tidak satupun yang memperhatikan skala preferensi masyarakat. Di lain fihak cabang ilmu ekonomi mikro yang disebut welfare economics, dalam mencoba menerangkan perilaku konsumen, produsen, harga dan sebagainya mernperhatikan norma-norma etik masyarakat.

Saturday 6 April 2013

menghitung resiko menjalankan usaha

a. Analisis aspek resiko keuangan Untuk melakukan analisis keuangan perlu memperhatikan : a) Kebutuhan dana Berapa dana yang perlu diinvestasikan dalam sebuah usaha baru,termasuk untuk kepentingan pembiayaan awal,pembelian aktiva tetap dan modal kerja. b) Sumber dana Sumber dana untuk usaha bias diperoleh dari pribadi persekutuan,dari penjualan saham ataukah investor (pinjaman bank) c) Proyeksi neraca Aspek likuiditas dan solvabilitas perusahaan harus diperhitungkan untuk menjaga kontinuitas usaha Yang perlu diperhatikan dalam melakukan analisis keuangan adalah : a. Proyeksi laba/rugi Keuntungan dan kerugian perlu diperhitungkan dalam pembuatan sebuah usaha b. Proyeksi aliran kas Arus kas yang ideal (cash flow) perlu diperhitungkan dengan cermat agar perusahaan tidak mengalami kesulitan karena kas dana segar yang tersedia di perusahaan yang bias dimanfaatkan sewaktu-waktu Ketersediaan kas yang ideal akan mempengaruhi tingkat likuiditas dan kontinuitas perusahaan. b. Melakukan analisis aspek potensi pasar Analisis pasar adalah penyelenggaraan untuk mempelajari berbagai masalah pasar, yang menyangkut : a. Lokasi pasar b. Luas pasar c. Sifat pasar d. Karakteristik pasar Tujuan analisis pasar adalah : a. Mengenal lingkungan pasar b. Mengenal tipe-tipe pasar c. Mengetahui karakteristik pasar d. Menentukan keputusan yang tepat e. Menghadapi para pesaing f. Melaksanakan kebijakan dalam bidang pemasaran g. Membuat program dalam bidang pemasaran h. Mengenal ciri-ciri pasar  Tuntutan pasar pada dasamya, selalu berubah selaras dengan perkembangan dan pertumbuhan masyarakat, seperti : a. Adanya, keterpaduan dengan semua kegiatan perusahaan b. Ruang lingkup kaian pasar c. Unsur – unsur pasar : 1) Adanya, wilayah atau tempat 2) Pelaku ( subyek) yaitu penjual dan pembeli 3) Ada kegiatan-kegiatan yang menghubungkan antar subyek pasar 4) Adanya, objek ( barang atau jasa ) 5) Adanya faktor waktu c. Segmentasi pasar Segmentasi pasar dilakukan berdasarkan variable-variabel : a. Geografis b. Demografis c. Psikografis d. Jumlah pembeli dan pengguna Membuat Rencana Pemasaran Dengan mendapat informasi tentang pelanggan dan pesaing maka dapat disiapkan rencana pemasaran. Salah satu cara adalah mengikuti strategi pemasaran (marketing mix ).Marketing mix / bauran pemasaran adalah istilah untuk menyatakan kombinasi dari 4 ( empat ) unsur (4P) yang merupakan inti dari marketing sistem dari suatu perusahaan yang terdiri dari : a. Price ( Harga ) b. Product ( Produk ) c. Place ( Tempat ) d. Promotion ( promosi )  Ada 3 ( tiga, ) macam cara promosi yang dapat digunakan, yaitu : a. Iklan b. Diseminasi : promosi bebas melalui artikel c. Promosi penjualan : menggunakan peragaan yang menarik, demonstrasi, kompetisi, memberikan sampel atau menjual produk usaha, secara, gabungan. d. Melakukan analisis aspek produk Produk adalah seperangkat atribut baik yang berwujud maupun tidak berwujud, termsuk didalamnya maslah pembungkusan, warns, harga, nama baik perusahaan. ( pabrik ), nama baik pengecer, pelayanan perusahaan dan pelayanan pengecer yang diterima oleh pembeli guns memuaskan keinginannya. Faktor-faktor yang perlu dianalisis sehubungan dengan produk yang An dijual. meliputi kualitas produk merk, ukuran, bentuk / model, layanan dan kemasan. Atas dasar faktor – faktor tersebut produsen maupun penjual akan dapat menyediakan produk sesuai dengan permintaan konsumen. Atribut produk Atribut atau komponen merupakan unsur-unsur yang melekat dan menambah nilai dan faedah dari suatu produk. Komponen – komponen tersebut terdiri dari : a. Bungkus b. Merk c. Harga. d. Pelayanan e. Jaminan ( garansi ) e. Melakukan analisis aspek pelanggan Pelanggan internal adalah semua orang di dalam perusahaan mulai dari karyawan tingkat bawah sampai dewan direksi yang berkepentingan dengan kelancaran usaha berupa proses produksi barang atau pembentukan jasa yang ditujukan untuk menyediakan alai pemuas kebutuhan bagi pelanggan ekstrenal. Pelanggan eksternal adalah seluruh masyarakat konsumen yang membeutuhkan barang atau jasa, yaitu pars konsumen akhir, produsen yang membeli bahan baku dan barang modal, pedagang perantara yang membeli barang untuk dijual kembali ke konsumen akhir atau konsumen industri dan pedagang eceran dan instansi pemerintah  Pelayanan terhadap pelanggan sangat penting sebab kelangsungan usaha tergantung sangat tergantung dari loyalitas para pelanggan : a. pelayanan bagi pelanggan internal b. pelayanan bagi pelanggan ekstrenal f. Melakukan analisis aspek pesaing Saingan adalah orang-orang atau pengusaha yang mempunyai maksud dan kemauan yang tidak sejalan dengan maksud atau tujuan wirausahawan. Persaingan adalah sesuatu yang melekat pads kehidupan dunia usaha atau bisnis itu sendiri.  Manfaat dengan adanya para pesaing, antara lain : a. mendorong wirausaha untuk mencapai prestasi di dalam usahanya. b. tenaga penjualan dan pemasaran akan dihargai da dihormati b. wirausaha akan memperbaiki kualitas produknya, kuntitas produknya, desain atau model produknya, manfaat produknya dan sebagainya c. mendorong wirausaha untuk meningkatkan dan mengembangkan usahanya. d. akan meningkatkan ker a wirausaha secara prestatif.  Kiat mengatasi persaingan usaha : a. meningkatkan faktor – faktor usaha usaha b. akan meningkatkan ker a wirausaha secara prestatif g. Melakukan analisis aspek produksi Hal – hal yang harus dianalisis kaitannya dengan aspek produksi sebagi berikut : a. Lokasi operasi,lokasi perusahaan harus dipilih yang strategic sesuai karakteritik produk yang dihasilkan b. Volume produksi, produktivitas perusahaan harus sesuai dengan potensi pasar agar tidak ter adi penumpukan produk sehingga ter adi pemborosan. c. Mesin dan peralatan, mesin dan peralatan yang dipakai sebaiknya menyesuaikan kebutuhan keuangan, teknologi dan pangsa pasar. d. Bahan baku dan bahan penolong, persediaan akan bahan baku dan bahan penolong harus disesuaikan kebutuhan secara efisien. e. Tenaga kerja, jumlah dan kualifikasi tenaga kerja harus sesuai dengan kebutuhan dengan memperhatikan tugas dan tanggung jawab. Layout, tata letak perusahaan serta tata ruang usah dibuat seefisien mungkin

Kewirausahaan "mempersiapkan pendirian usaha"

Petunjuk teknis pengurusan surat izin usaha perusahaan Perizinan usaha/perusahaan adalah suatu bentuk persetujuan atau pemberian izin dari pihak yang berwenang atas penyelenggaraan kegiatan usaha yang dilakukan oleh perorangan maupun badan usaha.Izin biasanya diberikan oleh instansi pemerintah yang terkait dengan kegiatan usaha yang akan diselenggarakan oleh pihak yang meminta izin.Pengurusan izin usaha ini akan mencerminkan kedisiplinan wirausaha dalam mentaati aturan yang dibuat oleh pemerintah serta tanggung jawab dia sebagai wirausahawan. Macam-macam izin usaha :  Izin prinsip  Izin penggunaan tanah  IMB  SITU  SIUP  TDP dan lain-lain 1) Dokumen-dokumen perusahaan untuk mengurus surat izin usaha Persyaratan untuk mendapatkan setiap bentuk izin usaha berbeda-beda.Ada yang berdasarkan besar kecilnya usaha,ada yang berdasarkan bentuk-bentuk badan usaha dan juga yang mempunyai persyaratan yang sama untuk semua bentuk badan usaha. Izin usaha perdagangan yang dimiliki oleh wirausaha dibidang perdagangan antara lain adalah SITU dan SIUP.Untuk mengurus SITU salah satu syarat adalah surat pernyataan tidak keberatan dari tetangga disekitarnya,kanan-kiri,depan dan belakang.Yang kemudian diketahui oleh Rt/Rw kemudian diteruskan ke Kelurahan dan Kecamatan untuk memperkuat izin tempat usaha.Beserta syarat lainnya diurus ke kota madya atau kabupaten setempat. Selain SITU ada juga yang diberikan oleh menteri atau pejabat yang ditunjuk kepada pengusaha untuk melaksanakan kegiatan di bidang perdagangan dan jasa.SIUP dikeluarkan berdasarkan domisili pemilik atau penanggung jawab perusahaan.SIUP perusahaan kecil dan menengah ditertibkan dan ditandatangani oleh kepala kantor perdagangan daerah tingkat II atas nama menteri.Sedangkan perusahaan besar ditertibkan oleh kepala kantor wilayah departemen perdagangan daerah tingkat I atas nama menteri.Sebagai wujud peduli lingkungan maka perusahaan harus mangolah limbahnya terlebih dahulu sebelum dibuang ditempat umum (AMDAL). Petunjuk teknis cara memperoleh modal usaha Salah satu cara memperoleh modal usaha adalah dengan mengajukan kredit. Kredit yang dapat membantu pengusaha kecil antara lain adalah KIK dan KMKP. Dasar pemberian kredit selain kepercayaan adalah : • Kejujuran • Permodalan • Kemampuan • Hokum dan poleksosbudhankam • Jaminan Dokumen yag perlu dilampirkan dalam permohonan kredit : o Akta pendirian usaha dan KTP o Izin usaha / SIUP,izin indurstri o NPWP o Neraca dan perhitungan rugi / laba serta laporan aktivitas usaha o Proposal usaha Cara pengisian formulir permohonan kredit Tata cara pengolahan permohonan kredit a. Penelitian pendahuluan b. Wawancara c. Meminta informasi mengenai pemohon kredit dari bank lainnya d. Penilaian / analisis atas permohonan kredit Kepercayaan dari bank merupakan tanggung jawab bagi wirausaha untuk mengembalikannya. Menentukan dan mengurus tempat usaha Merekrut dan Menempatkan SDM Bila perusahaan membutuhkan tenaga kerja baru,maka perusahaan akan merekrut (menarik) atau mencari orang- orang yang mampu melakukan tugas-tugas untuk lowongan tersebut,Untuk memilih orang yang tepat maka perlu membuat analisis jabatan tentang pekerjaan tersebut. Penentuan sifat dan jenis pekerjaan serta penentuan ketrampilan yang harus dimiliki untuk dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik. Perlu juga mengetahui hak dan kewajiban SDM (tenaga kerja) menurut UU Pokok Kepegawaian. Yang perlu dipersiapkan dalam rekrutrnen adalah : a. perencanaan kebutuhan SDM b. sumber-sumber tenaga kerja c. prosedur pengadaan tenaga keda d. kualifikasi seleksi SDM sebagai tenaga kerja e. jenis tes dalam rangka rekrutmen SDM sebagai tenaga kerja Menyusun Struktur Organisasi a. Pada dasarnya penyusunan struktur organisasi perusahaan dapat dijalankan berdasarkan fungsi, produk, wilayah, langganan dan kebutuhannya. b. Penyusunan struktur organisasi yang berdasarkan fungsi dilakukan dengan melalui fungsi yang sama. Penyusunan struktur organisasi yang berdasarkan produk dilaksanakan mennurut jenis produk yang dihasilkan. Menempatkan orang-orang dalam organisasi a. Untuk menempatkan seseorang didalam organisasi perusahaan perlu diketahui terlebih dahalu sifat ( karakternya ), keahliannya, dan keadaan pekerjaan perusahaan yang bersangkutan. Ini penting karena berhasil tidaknya pegawai melaksankan togas dipengaruhi oleh adanya kualifikasi dengan job specification. b. Orang-orang yang akan ditempatkan dalam organisasi perusahaan harus mempunyai delegasi otoritas yang artinya mempunyai tindakan memberikan otoritas oleh seorang pejabat perusahaan kepada seorang pejabat unit organisasi lainnya. Mempersiapkan administrasi usaha Pengaturan dan pengelolaan administrasi kantor Administrasi kantor adalah segenap proses penyelenggaraan dalam setiap kerja sama sekelompok orang termasuk peralatan, perlengkapan dan fasilitas di dalam organisasi kantor untuk mencapai suatu tujuan. Yang perlu dirancang dalam pengaturan dan pelelolaan administrasi kantor adalah: a. perangkat keras perkantoran b. perangkat lunak perkantoran c. arsip perkantoran Prinsip administrasi usaha antara lain adanya sekelompok manusia yang terkait di dalam dunia, usaha, adanya tujuan yang, diharapakan dalam dunia usaha dan adanya kej a sama usaha dengan semua pihak. Unsur – unsur administrasi a. pengorganisasian b. keuangan c. manajemen d. kepegawaian e. perbekalan f. ketatausahaan g. tata hubungan h. perwakilan / Humas Dalam administrasi dibutuhkan disiplin, karena tanpa disiplin maka proses kegiatan administrasi tidak akan berjalan dengan baik. Pengaturan administrasi keuangan Mengatur administrasi keuangan merupakan pedoman yang menunjukkan pemilihan cara mengatur dan berhunungan dengan kegiatan-kegiatan peralatan administrasi keuangan. Mengatur administrasi keuangan selalu berhubungan dengan catatan-catatan setiap adanya transaksi jual beli, pengeluaran dan pemasukan uang dalam kas. Pencatatan transaksi tersebut dicatat dalam buku harian yang biasa digunakan dalam perusahaan kecil, terdiri dari a. Buku kas b. Buku bank c. Buku pembelian d. Buku penjualan e. Buku memorial Dan juga dibantu dengan beberapa buku tambahan yaitu a. Buku piutang b. Buku utang c. Buku persediaan

Monday 28 January 2013

proposal skripsi fasilitas belajar motivasi dan lingkungan orang tua

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu usaha untuk meningkatkan hasil belajar para siswa sebagai salah satu indikator kualitas pembelajaran adalah perbaikan dan penyempurnaan sistem pengajaran. Ini merupakan upaya yang paling utama. Upaya tersebut diarahkan pada peningkatan kualitas pengajaran, yang diharapkan dapat menghasilkan peningkatan hasil belajar para siswa. Menyadari akan pentingnya pendidikan yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia, maka pemerintah berupaya meningkatkan mutu pendidikan, disamping memperluas kesempatan belajar bagi semua warga negara. Walaupun pemerintah sudah berusaha secara optimal namun demikian masih ada hambatan beberapa aspek, salah satu aspek tersebut adalah siswa. Siswa yang diberi fasilitas sarana prasarana yang cukup tidak semuanya mencapai hasil belajar yang diharapkan bahkan tidak sedikit hasil belajarnya di bawah rata-rata. Banyak faktor terkait yang berpengaruh terhadap rendahnya hasil belajar ini. Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu faktor dari luar dan dalam. Faktor dari dalam atau faktor internal adalah faktor yang berkaitan dengan keadaan/ hal-hal yang berhubungan dengan diri siswa itu sendiri atau dapat dikatakan sebagai faktor fisiolgis yang meliputi aspek jasmani, panca indra, kondisi sosial ekonomi serta faktor psikologis yang meliputi motivasi, kecerdasan, sikap, minat dan bakat dalam diri siswa. Faktor dari luar yang biasa dikenal dengan faktor eksternal/eksogen adalah ”faktor yang berkaitan dengan pengaruh/hal-hal yang datang dari luar individu, seperti lingkungan, sarana dan prasarana belajar dan cara mengajar guru”(Slameto, 2003: 54-72). Faktor motivasi juga banyak mendapat perhatian dalam menentukan hasil belajar, terutama motivasi dari orang tua. Banyak kita temui kegagalan-kegagalan siswa dalam belajar karena kurang adanya motivasi orang tua yang mendukung tercapainya belajar. Secara umum dapat dikatakan bahwa tujuan motivasi adalah untuk menggerakkan atau menggugah seseorang agar timbul keinginan dan kemauan untuk melakukan sesuatu sehingga dapat memperoleh hasil hasil atau tujuan tertentu. Bagi orang tua tujuan motivasi adalah untuk menggerakkan atau memacu anak agar timbul kemauan dan keinginan untuk meningkatkan hasil belajarnya. Motivasi merupakan aspek yang sangat psikis (kejiwaan) yang besar pengaruhnya terhadap hasil belajar, menurut Dalyono (2007: 57) motivasi terdiri dari dua macam yaitu: 1. Motivasi yang berasal dari dalam diri (intrinsik) Adalah dorongan yang datang dari hati sanubari, umumnya karena kesadaran akan pentingnya sesuatu. Atau dapat juga karena dorongan bakat apabila ada kesesuaian dengan bidang yang dipelajari. 2. Motivasi yang berasal dari luar (ekstrinsik) Adalah dorongan yang datang dari luar diri (lingkungan), misalnya dari orang tua, guru, teman dan anggota masyarakat. Motivasi belajar adalah ”kondisi psikologi yang mendorong seseorang untuk belajar”. Dalam penemuan-penemuan penelitian menunjukkan bahwa prestasi atau hasil belajar pada umumnya meningkat jika motivasi untuk belajar juga meningkat. Berkaitan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar, motivasi disini sangat diperlukan guna mendorong atau menggerakkan individu tersebut melakukan kegiatan untuk mencapai suatu tujuan. Dengan demikian motivasi belajar adalah kondisi psikologis yang mendorong seseorang (siswa) untuk belajar siswa. Bila diperhatikan faktor dari luar, di dalamnya termasuk fasilitas belajar. Secara umum fasilitas belajar yang memadai dan sesuai dengan kebutuhan akan mendukung kegiatan belajar siswa. Menurut Arikunto (1998: 81) bahwa ”fasilitas belajar adalah segala sesuatu yang diperlukan dalam proses belajar, baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak agar pencapaian belajar berhasil dengan lancar, efektif dan efisisen”. Jadi jelaslah bahwa suatu proses belajar yang berjalan lancar, efektif dan efisisen diperlukan fasilitas yang memadai. Dengan demikian akan membawa dampak yang positif terhadap hasil belajar siswa. Berdasarkan pernyataan di atas memberikan gambaran bahwa fasilitas belajar mempunyai kaitan yang sangat erat dengan pencapaian hasil belajar yang baik, demikian juga sebaliknya. Apabila fasilitas belajar kurang memadai maka hasil belajar yang dicapai kurang maksimal. Mungkin secara sepintas hal tersebut namun tentunya hal tersebut harus dibuktikan kebenarannya. Berikutnya yang mempengaruhi hasil belajar menurut Syah Muhibbin (2008: 137) adalah ”lingkungan tempat tinggal orang tua sekaligus siswa itu sendiri. Suasana lingkungan keluarga merupakan bagian terpenting dari proses pendidikan siswa. Mengingat keluarga (orang tua) juga mempunyai peranan dan tanggung jawab besar dalam proses pendidikan siswa”. Oleh karena itu orang tua berkewajiban menyediakan sarana prasarana pembelajaran yang dibutuhkan siswa ketika sudah kembali ke orang tuanya sebagai pembelajaran setelah di sekolah. Sedangkan kondisi sosial ekonomi siswa itu sendiri tergolong relatif banyak yang kurang mampu sehingga sebagian waktu dari siswa tersebut dipergunakan untuk membantu keluarga dalam pencarian nafkah. Berkaitan dengan latar belakang masalah di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti tentang ”Pengaruh Motivasi, Fasilitas Belajar dan Lingkungan Orang Tua Terhadap Hasil Belajar Siswa SMA Negeri 1 Petanahan”. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasi masalah yakni sebagai berikut : 1. Motivasi belajar siswa SMA Negeri 1 Petanahan belum mencapai maksimal. 2. Fasilitas belajar siswa SMA Negeri 1 Petanahan di rumah, media belajar dan sarana dan prasarana sekolah belum kondusif. 3. Lingkungan orang tua siswa SMA Negeri 1 Petanahan yang belum mendukung. 4. Hasil belajar siswa belum maksimal. C. Batasan Masalah Untuk membatasi cakupan penelitian ini, batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Variabel yang diteliti yang mempengaruhi hasil belajar adalah hanya variabel motivasi, fasilitas belajar dan lingkungan orang tua siswa. 2. Hasil belajar adalah nilai yang diperoleh oleh siswa kelas XI IPS semester II tahun pelajaran 2010/2011. 3. Penelitian dilakukan di kelas XI IPS semester II SMK Negeri 1 Petanahan tahun pelajaran 2010/2011. D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan yang ada dirumuskan sebagai berikut : 1. Apakah ada pengaruh yang positif dan signifikan antara motivasi terhadap hasil belajar siswa SMA Negeri 1 Petanahan? 2. Apakah ada pengaruh yang positif dan signifikan antara fasilitas belajar terhadap hasil belajar siswa SMA Negeri 1 Petanahan? 3. Apakah ada pengaruh yang positif dan signifikan antara lingkungan orang tua terhadap hasil belajar siswa SMA Negeri 1 Petanahan? 4. Apakah ada pengaruh antara motivasi, fasilitas belajar dan lingkungan orang tua siswa secara simultan terhadap hasil belajar siswa SMA Negeri 1 Petanahan? E. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Secara umum tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: a. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara motivasi terhadap hasil belajar siswa SMA Negeri 1 Petanahan. b. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh antara fasilitas belajar terhadap hasil belajar siswa SMA Negeri 1 Petanahan. c. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh antara lingkungan orang tua siswa terhadap hasil belajar siswa SMA Negeri 1 Petanhan. d. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh antara motivasi, fasilitas dan lingkungan orang tua siswa secara simultan terhadap hasil belajar siswa SMA Negeri 1 Petanahan. 2. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak antara lain: a. Bagi pihak sekolah, diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran yang baik bagi sekolah untuk lebih memperhatikan fasilitas belajar siswa dan mendorong siswa untuk memiliki motivasi yang tinggi. b. Bagi ilmu pengetahuan, diharapkan dapat memberikan tambahan bukti empiris mengenai penjelasan motivasi, fasilitas belajar dan lingkungan orang tua siswa yang mempunyai pengaruh yang berarti bagi hasil belajar. c. Bagi pembaca, memberikan informasi ilmiah bagi peneliti lain untuk mengkaji hasil penelitian ini dan guna menambah pengetahuan tentang pendidikan. d. Bagi Peneliti, menambah pengetahuan dan pengalaman tentang faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar. F. Sistematika Penulisan Skripsi 1. Bagian awal Bagian awal skripsi meliputi: halaman judul, halaman persetujuan, halaman pengesahan, surat pernyataan, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar dan lampiran serta abstrak. 2. Bagian isi Pada bagian ini terdiri atas lima bab: BAB I PENDAHULUAN Bagian ini memuat tentang latar belakang, identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian serta sistematika penulisan skripsi. BAB II LANDASAN TEORI Berisikan mengenai landasan teori, penelitian relevan, kerangka pikir dan hipotesis. BAB III METODE PENELITIAN Berisikan tentang jenis penelitian, populasi penelitian, sampel penelitian, tempat dan waktu penelitian, metode pengumpulan data, variabel penelitian, instrumen penelitian, uji instrumen penelitian dan teknik analisis data. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berisikan hasil penelitian, data hasil penelitian, dan pembahasan. BAB V PENUTUP Berisikan tentang kesimpulan dan saran. Bagian akhir terdiri dari daftar pustaka dan lampiran-lampiran. BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Landasan Teori 1. Belajar Belajar adalah suatu kegiatan yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia dan merupakan kegiatan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan sekaligus mengembangkan dirinya. Kegiatan belajar tersebut dapat dihayati (dialami) oleh orang yang sedang belajar. Di samping itu, kegiatan belajar dapat diamati oleh orang lain. Istilah belajar sebenarnya telah lama dan banyak dikenal. Bahkan pada era sekarang ini, hampir semua orang mengenal istilah belajar, lebih-lebih setelah dicanangkan wajib belajar. Namun apa sebenarnya belajar itu, rasanya masing-masing orang mempunyai pengertian yang tidak sama. Apa sebenarnya belajar itu, banyak ahli yang mengemukakan tentang definisi belajar. a. Pengertian Belajar “Dalam pengertian yang umum atau popular belajar adalah mengumpulkan sejumlah pengetahuan” (Soemanto, 2006: 103). Pengetahuan tersebut diperoleh dari beberapa pengertian dari beberapa ahli: 1) “Learning is a change in organism due to experience which can affect the organism’s behaviour”, belajar adalah suatu perubahan yang terjadi dalam diri organisme (manusia atau hewan) disebabkan oleh pengalaman yang dapat mempengaruhi tingkah laku organism tersebut. (Hintzman dalam Syah, 2008: 90). 2) “Learning is the process by which behaviour (in the broader sense) is originated or charged through practice or training”, belajar adalah proses dimana tingkah laku, (dalam arti luas) ditimbulkan/diubah melalui praktek/latihan. (Howard L. Kingsley dalam Soemanto, 2006: 104). 3) “Any relatively permanent change in an organism’s behavioural repertoire that occurs as a result of experience”, belajar adalah perubahan yang relatif menetap yang terjadi dalam segala macam/keseluruhan tingkah laku suatu organism sebagai hasilpengalaman. (Witting dalam Syah, 2008: 90). 4) “Belajar adalah suatu perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai pola baru dari reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kepandaian, kebiasaan atau suatu perintah”. (Witherington dalam Purwanto, 2007: 84). Berdasarkan beberapa definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa belajar dapat diartikan sebagai perubahan tingkah laku yang terjadi dalam diri organisme (manusia) yang relatif menetap yang disebabkan oleh latihan dan pengalaman di lingkungan. b. Pengertian Hasil Belajar Pencapaian hasil belajar siswa seperti yang telah dikemukakan di atas adalah dengan menampilkan data-data yang tertera pada raport sebagai bukti bahwa siswa telah belajar sehingga terjadi perubahan tingkah laku pada diri siswa tersebut. Menurut pendapat Hamalik “tingkah laku manusia terdiri dari sejumlah aspek”. Hasil belajar akan tampak pada setiap perubahan aspek-aspek sebagai berikut: 1) Pengetahuan 2) Pengertian 3) Kebiasaan 4) Ketrampilan 5) Apresiasi 6) Emosional 7) Hubungan sosial 8) Jasmani 9) Etis 10) Sikap (Hamalik, 2007: 38) Seseorang yang telah melakukan perbuatan belajar, maka akan terlihat terjadinya perubahan dalam salah satu atau beberapa aspek tingkah laku tersebut. Menurut W.J.S. Poerwadarminto (1976: 108) bahwa: Hasil belajar merupakan perpaduan dari dua kata yaitu hasil dan belajar. Hasil adalah sesuatu yang diadakan oleh usaha, sedangkan belajar adalah berusaha supaya mendapatkan kepandaian. Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan yang terjadi pada seseorang dari tidak tahu dan dari tidak mengerti menjadi mengerti. Perubahan tersebut mencakup perubahan tingkah laku, pola pikir, kepribadian dan kebiasaan dan perubahan itu bukan karena secara kebetulan tetapi karena adanya usaha secara sengaja. Guna mengetahui sejauhmana usaha pembelajaran dan hasil kemajuan siswa, maka diadakan penilaian. Penilaian hasil belajar bertujuan untuk melihat kemajuan belajar siswa dalam penguasaan materi yang penilaiannya dalam bentuk formatif maupun sumatif. Oleh karena itu, dapat ditarik kesimpulan bahwa hasil belajar adalah pencapaian yang dicapai seorang siswa berupa suatu kecakapan bidang akademik atau ketrampilan tertentu yang dicatat dalam dalam rapot pada setiap akhir semester. c. Arti Penting Belajar Setiap orang butuh belajar karena hal itu sangat penting dalam kehidupan sehari-hari terutama dalam setiap usaha pendidikan. Melalui proses belajar orang bisa berubah dari semula tidak bisa menjadi bisa, dari semula tidak tahu sehingga dengan belajar manusia bisa berubah dan mempertahankan kehidupannya di era masa yang akan datang dan bahkan bisa bersaing dengan bangsa-bangsa lain yang lebih maju. Tanpa kita sadari belajar dapat membawa dampak positif dan negatif. Dampak negatif misalnya, dengan belajar kita menjadi lebih tahu tentang teknologi yang ada pada sekarang ini dan menyalahgunakannya yaitu dengan merakit bom atau persenjataan untuk memusnahkan orang lain. Selain dampak negatif, ada juga dampak positifnya yaitu apabila semua manusia mempergunakan pengetahuan yang ia dapat melalui belajar untuk kemajuan bangsanya. d. Ciri Khas Perilaku Belajar Setiap manusia yang belajar biasanya terjadi perubahan dalam diri manusia tersebut baik itu sedikit maupun banyak. Perubahan perilaku siswa tersebut menurut Surya (1982) yang dikutip oleh Syah (2008: 116) antara lain: 1) Perubahan itu intensional/perubahan karena pengalaman bukan karena kebetulan. 2) Perubahan itu positif dan aktif. 3) Perubahan itu efektif dan fungsional. Dari ciri-ciri perubahan di atas dapat disimpulkan bahwa perubahan itu selayaknya bersifat positif sesuai dengan perubahan siswa dalam belajar itu berkat pengalaman yang ia dapat dari lingkungan dimana siswa berinteraksi dan bukan karena factor kebetulan saja yang diharapkan dari hasil belajar dan perubahan tersebut membawa pengaruh yang baik bagi diri siswa dan bermanfaat bagi siswa tersebut dalam menjalani kehidupan di lingkungannya. e. Jenis-jenis Belajar Dalam proses belajar belum dikenal adanya bermacam-macam kegiatan yang memilki corak yang berbeda antara yang satu dengan yang lainnya, baik dalam aspek materi dan metodenya maupun dalam aspek tujuan dan perubahan tingkah laku yang diharapkan. 1) Belajar Abstrak Belajar abstrak ialah belajar yang menggunakan cara-cara berfikir abstrak. Tujuannya adalah untuk memperoleh pemahaman dan dan pemecahan masalah-masalah yang tidak nyata. 2) Belajar Ketrampilan Belajar ketrampilan adalah belajar dengan menggunakan gerakan-gerakan motorik yakni yang berhubungan dengan urat syaraf dan otot-otot/neuromuscular. Tujuan belajar adalah memperoleh dan menguasai ketrampilan fasemaniak tertentu. 3) Belajar Sosial Belajar sosial pada dasarnya adalah belajar memahami masalah-masalah dan teknik-teknik untuk memecahkan masalah tersebut. Tujuan belajar adalah untuk menguasai pemahaman dan kecakapan dalam memecahkan masalah-masalah social seperti masalah keluarga, masalah persahabatan dan masalah-masalah lain yang bersifat kemasyarakatan. 4) Belajar Pemecahan Masalah Belajar pemecahan masalah pada dasarnya adalah belajar menggunakan metode-metode ilmiah atau berfikir secara asistematis, logis, teratur dan teliti. Tujuan belajar adalah untuk memperoleh kemampuan-kemampuan kecakapan kognitif untuk memecahkan masalah secara rasional, lugas dan tuntas. 5) Belajar Rasional Belajar rasional adalah belajar dengan menggunakan kemampuan berfikir secara logis dan rasional (sesuai dengan akal sehat). Tujuan ialah untuk memperoleh aneka ragam kecakapan menggunakan prinsisp-prinsip dan konsep-konsep. 6) Belajar Kebiasaan Belajar kebiasaan adalah proses pembentukkan kebiasaan-kebiasaan baru atau perbaikan kebiasaan-kebiasaan yang telah ada. Tujuan agar siswa memperoleh sikap-sikap dan kebiasaan-kebiasaan perbuatan baru yang lebih tepat dan positif dalam arti selaras dengan kebutuhan ruang dan waktu (kontekstual). 7) Belajar Apresiasi Belajar apresiasi adalah belajar mempertimbangkan (judgment) arti penting atau nilai suatu objek. Tujuan adalah agar siswa memperoleh dan mengembangkan kecakapan ranah rasa (affective skills) yang dalam hal ini kemampuan menghargai secara tepat terhadap nilai objek tertentu. 8) Belajar Pengetahuan Belajar pengetahuan adalah belajar dengan cara melakukan penyelidikan mendalam terhadap objek pengetahuan tertentu. Tujuannya adalah agar siswa memperoleh atau menambah informasi dan pemahaman terhadap pengetahuan tertentu yang biasanya lebih rumit dan memerlukan kait khusus dalam mempelajarinya. (Syah, 2008: 122-124) Berdasarkan jenis-jenis belajar di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa jenis-jenis belajar itu bermacam-macam diantaranya belajar untuk memahami dan mempunyai kemampuan dalam memecahkan masalah belajar tersebut, belajar untuk menguasai ketrampilan tertentu serta cakap dalam mempergunakan konsep-konsep, belajar untuk memperoleh kebiasaan yang baru dan bersifat positif, belajar untuk memahami terhadap suatu objek tertentu serta belajar untuk memperoleh informasi dan pengetahuan yang baru. f. Prinsip-prinsip Belajar Banyak teori dan prinsip-prinsip belajar yang dikemukakan oleh para ahli. Berdasarkan berbagai prinsip yang relatif berlaku umum yang dapat kita pakai sebagai dasar dalam upaya pembelajaran, baik bagi siswa yang perlu meningkatkan upaya belajarnya maupun bagi guru dalam upaya meningkatkan mengajarnya. Prinsip-prinsip itu yaitu: 1) Perhatian dan motivasi 2) Keaktifan 3) Keterlibatan Langsung/Berpengalaman 4) Pengulangan 5) Tantangan 6) Balikan dan penguatan 7) Perbedaan Individu (Dimyati dan Mudjiono, 2009: 42-49) Berdasarkan pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa prinsip-prinsip belajar itu terdiri dari perhatian dan motivasi, keaktifan, keterlibatan langsung/berpengalaman, pengulangan, tantangan, balikan dan penguatan serta perbedaan individu. 2. Motivasi Belajar a. Pengertian Motivasi Motivasi adalah “dorongan yang terdapat dalam diri sesorang untuk berusaha mengadakan perubahan tingkah laku yang lebih baik dalam memenuhi kebutuhannya” (Uno, 2010: 3). Menurut Soemanto (2006: 212) motivasi didefinisikan “sebagai suatu perubahan tingkah laku yang ditandai oleh dorongan efektif dan reaksi-reaksi pencapaian tujuan”. Sedangkan menurut Sumardi Suryabrata (1984) yang dikutip oleh Djaali (2007: 101) “motivasi adalah keadaan yang terdapat dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan aktifitas tertentu guna pencapaian suatu tujuan”. Sementara itu menurut Gates, dkk (1954) yang dikutip oleh Djaali (2007: 101) mengemukakan bahwa “motivasi adalah suatu kondisi fisiologi dan psikologis yang terdapat dalam diri seseorang yang mengatur tindakannya dengan cara tertentu. Motivasi merupakan segala daya pendorong seseorang untuk melakukan sesuatu atau kegiatan. Siswa yang memiliki intelegensi tinggi yang dapat mengalami suatu kegagalan karena kurangnya motivasi yang diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar. Dalam kegiatan belajar dikenal dengan adanya motivasi belajar, yaitu motivasi yang diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar. Motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak psikis dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar mengajar itu mencapai tujuan. Peranan motivasi sangat penting dalam hal belajar, karena mempergunakan dan menghubungkan motivasi yang mendorong individu untuk melakukan sesuatu kegiatan di dalam situasi belajar, dan menggiatkan anak atau siswa dalam belajar. Siswa atau individu memiliki kecenderungan yang asasi untuk menghubungkan diri dengan lingkungan melalui cara-cara tertentu. Jika siswa menunjukkan suatu objek maka individu atau siswa menaruh minat terhadap objek tersebut. Minat tersebut adalah suatu motivasi yang menyebabkan individu itu berhubungan secara aktif terhadap objek yang menarik baginya, dan minat yang menyebabkan siswa atau seseorang menunjukkan suatu sifat minat yang akan menimbulkan suatu sikap. Menurut Uno (2010:23) bahwa: Hakikat motivasi belajar adalah “dorongan internal dan eksternal pada siswa-siwa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang mendukung. Hal itu mempunyai peranan besar dalam keberhasilan seseorang dalam belajar. Indikator motivasi belajar dapat diklasifikasikan sebagai berikut: (1) adanya hasrat dan keinginan berhasil; (2) adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar; (3) adanya harapan dan cita-cita masa depan; (4) adanya penghargaan dalam belajar; (5) adanya kegiatan yang menarik dalam belajar; (6) adanya lingkungan belajar yang kondusif, sehingga memungkinkan seorang siswa dapat belajar dengan baik”. b. Jenis-jenis Motivasi Syah (2008: 136-137) membagi motivasi menjadi dua jenis yaitu: 1) Motivasi Intrinsik Motivasi intrinsik adalah hal dan keadaan yang berasal dari dalam diri siswa sendiri yang dapat mendorongnya melakukan tindakan belajar. Termasuk dalam motivasi intrinsik siswa adalah perasaan menyenangi materi dan kebutuhannya terhadap materi materi tersebut. 2) Motivasi Ekstrinsik Motivasi ekstrinsik adalah hal dan keadaan yang datang dari luar individu siswa yang juga mendorongnya untuk melekukan kegiatan belajar pujian dan hadiah, peraturan tata tertib sekolah, suri teladan orang tua, guru dan seterusnya merupakan contoh konkrit motivasi ekstrinsik yang dapat menolong siswa untuk belajar. Dari pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahawa setiap manusia itu mempunyai motivasi yang tinggi untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan untuk memuaskan segala keinginannya. c. Pentingnya Motivasi Dewasa ini motivasi dalam belajar sangat diprioritaskan apalagi setelah dicanangkan wajib belajar. Banyak kalangan terutama guru berusaha memotivasi siswanya agar belajar lebih giat supaya bisa berprestasi dengan baik sesuai dengan harapan dari siswa tersebut juga harapan dari bangsa karena dengan motivasi yang tinggi dalam belajar memungkinkan siswa berprestasi baik pula. Motivasi belajar penting bagi siswa dan guru. Bagi siswa pentingnya motivasi belajar adalah sebagai berikut: 1) Menyadarkan kedudukan pada awal belajar, proses dan hasil akhir. 2) Menginformasikan tentang kekuatan usaha belajar, yang dibandingkan dengan teman sebaya. 3) Mengarahkan kegiatan belajar. 4) Membesarkan semangat belajar. 5) Menyadarkan tentang adanya perjalanan belajar dan kemudian bekerja (di sela-selanya adalah istirahat atau bermain) yang berkesinambungan. (Dimyati dan Mudjiono, 2009: 85) Menurut pendapat di atas dapat dikatakan bahwa dengan motivasi yang tinggi akan memicu semangat siswa dalam belajar dari yang semula siswa tidak mengetahui akan suatu hal, dengan keinginan yang kuat maka siswa akan berusaha untuk mengetahui hal tersebut. Motivasi belajar juga penting diketahui oleh seorang guru. Pengetahuan dan pemahaman tentang motivasi belajar pada siswa bermanfaat bagi guru, manfaatnya itu sebagai berikut: 1) Membangkitkan, meningkatkan, dan memelihara semangat siswa untuk belajar. 2) Mengetahui dan memahami motivasi belajar siswa di kelas bermacam ragam. 3) Meningkatkan dan menyadarkan guru untuk memilih satu diantara bermacam-macam peran. 4) Memberi peluang guru untuk “unjuk kerja”, tugas guru membuat siswa belajar sampai berhasil. (Dimyati dan Mudjiono, 2009: 85-86) Semua guru mempunyai keinginan untuk memotivasi siswanya dalam belajar sehingga siswanya bisa berprestasi, memberikan semangat kepada siswanya untuk terus belajar sehingga kelak bisa berguna bagi semua pihak. Peranan motivasi baik intrinsik maupun ekstrinsik sangat diperlukan dalam kegiatan belajar mengajar. Berdasakan motivasi, anak didik dapat mengembangkan aktivitas dan inisiatif, dapat mengarahkan dan memelihara ketekunan dalam melakukan kegiatan belajar. Untuk belajar sangat memerlukan adanya motivasi merupakan langkah yang akurat yang dimainkan oleh guru untuk menciptakan iklim belajar yang kondusif bagi anak didik. d. Unsur-unsur yang mempengaruhi motivasi belajar Dalam kerangka pendidikan formal, motivasi belajar berada dalam jaringan rekayasa pedagogis guru. Dengan tindakan pembuatan persiapan mengajar, pelaksanaan belajar-mengajar, maka guru menguatkan motivasi belajar siswa. Motivasi belajar merupakan segi kejiwaan yang mengalami perkembangan, artinya terpengaruh oleh kondisi fisiologis dan kematangan psikologis siswa. Menurut Dimyati dan Mudjiono (2009: 97-99) unsur-unsur yang mempengaruhi motivasi belajar adalah sebagai berikut: 1) Cita-cita aspirasi siswa 2) Kemampuan siswa 3) Kondisi siswa 4) Kondisi lingkungan siswa 5) Unsur-unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran 6) Upaya guru dalam membelajarkan siswa Setiap siswa mempunyai cita-cita yang tinggi. Untuk mewujudkan cita-cita tersebut biasanya siswa berkeinginan untuk belajar lebih giat. Apalagi didukung oleh perasaan bahwa ia mempunyai kemampuan untuk bisa meraih dan mewujudkan cita-citanya. Dengan bekal cita-citanya tersebut, siswa akan berusaha untuk terus belajar tetapi terkadang ada juga kendala yang harus dihadapi misalnya: kondisi fisik yang terkadang lemah, sering timbul rasa malas untuk belajar. Hal tersebut sering sulit dilalui oleh siswa. Tetapi karena ia mempunyai motivasi yang tinggi untuk terus belajar supaya cita-cita atau keinginannya tercapai maka siswa tersebut akan berusaha terus untuk semangat dalam belajar. Tidak hanya kondisi fisik siswanya yang berpengaruh tetapi juga kondisi lingkungan tempat tinggalnya. Siswa yang tinggal di lingkungan yang gemar belajar maka siswa tersebut akan terpengaruh untuk belajar tetapi sebaliknya siswa yang tinggal di lingkungan yang sebagian siswanya suka bermain maka dengan sendirinya siswa tersebut akan terpengaruh bermain walaupun hal itu tidak berlaku bagi semua siswa. Tugas yang berat bagi orang tua dan guru untuk menyadarkan siswa atau anaknya untuk tetap belajar dan selalu berprestasi. e. Upaya meningkatkan motivasi belajar Motivasi belajar itu tidak ubahnya seperti garfik. Ada saatnya naik tetapi ada saatnya turun juga tetapi juga ada yang datar-datar saja. Hal itulah yang menyebabkan motivasi perlu ditingkatkan. Menurut Dimyati dan Mudjiono (2009, 101-106) ada beberapa upaya yang dapat dilakukan oleh guru guna meningkatkan motivasi belajar siswa diantaranya yaitu: 1) Optimalisasi penerapan prinsip belajar. 2) Optimalisasi unsur dinamis belajar. 3) Optimalisasi pemanfaatan pengalaman dan kemampuan siswa. 4) Pengembangan cita-cita dan aspirasi belajar. 3. Fasilitas Belajar Dalam setiap aktifitas selalu diperlukan sarana dan prasarana, karena dengan adanya sarana prasarana itu akan membantu dan memperlancar aktifitas. Demikian pula dengan aktifitas belajar, juga membutuhkan sarana atau fasilitas yang memadai demi tercapainya keberhasilan dalam belajar. Menurut The Liang Gie (2002) yang dikutip oleh Puspitasari (2005: 23), fasilitas adalah “persyaratan yang meliputi keadaan sekeliling tempat belajar dan keadan siswa atau anak. Meliputi ruang tempat belajar, penerangan cukup, buku-buku pegangan dan peralatan lain yang mendukung belajar”. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, fasilitas adalah “segala hal yang dapat mempermudah perkara (kelancaran tugas dan sebagainya) atau kemudahan”. (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2001: 34). Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa fasilitas belajar dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang dibutuhkan aatau diperlukan untuk memperlancar pencapaian tujuan belajar. Jadi dalam hal ini fasilitas dapat disamakan dengan sarana. Secara garis besar fasilitas dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu: 1) Fasilitas Fisik Fasilitas fisik adalah semua fasilitas yang memiliki nilai benda atau fasilitas yang berupa benda. Misalnya: ruang belajar, meja belajar, kursi, komputer, kendaraan, buku dan lain sebagainya. Benda-benda itu yang direncanakan dan ada yang tidak direncanakan, yang kesemuanya itu akan mempunyai peran sendiri-sendiri dalam mencapai prestasi belajar. Fasilitas fisik juga bisa dikatakan sebagai fasilitas sumber. Fasilitas sumber dibedakan menjadi dua yaitu: 1) Sumber belajar yang direncanakan, digunakan membantu proses belajar mengajar, contohnya ruang belajar, Video film, Tape dan sebagainya. 2) Sumber belajar yang tidak direncanakan, untuk tujuan belajar tetapi juga dapat dimanfaatkan untuk memberi kemudahan dalam belajar. Menurut Nana Sujana dan Ahmad Rivai (1987: 87), sumber belajar dapat dikelompokkan atau diklasifikasikan sebagai berikut: a) Sumber belajar tercetak berupa hasil cetakan, misalnya: kamus, majalah, buku dan lain-lain. b) Sumber belajar non cetak yaitu merupakan sumber belajar yang bukan barang cetakan, misalnya: video film, tape dan lain-lain. c) Sumber belajar yang berupa fasilitas, yaitu sumber belajar yang mendukung kegiatan belajar, misalnya: rumah, ruang belajar, meja belajar, lampu belajar dan lain-lain. d) Sumber belajar yang berupa kegiatan, yaitu kegiatan yang dilakukan sehingga dapat memperoleh pengalaman. e) Sumber belajar yang berupa lingkungan, lingkungan akan memberikan pengaruh terhadap hasil pendidikan, lingkungan yang baik akan menimbulkan pengaruh yang baik pula terhadap siswa. Contohnya: masyarakat, pasar, pabrik, terminal dan lain-lain. 2) Fasilitas Belajar Non Fisik Fasilitas belajar non fisik adalah semua fasilitas yang menyangkut tentang kejiwaan dan dan bukan berwujud benda yang termasuk fasilitas psikologi diantaranya orang tua atau wali, saudara, teman dan sebagainya, yang dapat membantu siswa dalam belajar. Berdasarkan keadaan tertentu seorang siswa sangat memerlukan dan membutuhkan bantuan dari orang lain dalam menyelesaikan masalah belajar yang mereka hadapi, sehingga dengan adanya fasilitas belajar psikologi di rumah diharapkan siswa mendapatkan motivasi dari orang tua, nasehat dari orang tua dan konsultasi dengan orang tua. 4. Lingkungan Orang Tua a. Pengertian Lingkungan Berdasarkan proses pembelajaran hakikatnya terdapat interaksi antara siswa dengan lingkungan. 1) Menurut Hamalik (2007: 195) ”Lingkungan adalah suatu yang ada di alam sekitar yang memiliki makna dan atau pengaruh tertentu kepada individu”. 2) Menurut Dalyono (2007: 129) ”Lingkungan itu sebenarnya mencakup segala material dan dan stimulus di dalam dan di luar diri individu, baik yang bersifat fisiologis, maupun sosial kultural”. b. Pengertian Orang Tua Orang tua adalah ”ayah dan ibu kandung” . (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2004: 706). Sedangkan Dalyono (2007: 59) menyatakan bahwa : ”Salah satu faktor eksternal yang mempengaruhi proses belajar adalah keluarga. Keluarga merupakan tempat berlangsungnya pendidikan bagi anak. Selain menyediakan fasilitas belajar yang memadai, pengaruh dan perhatian orang tua sangat diperlukan dalam mendorong kegiatan belajar siswa sehingga menghasilkan hasil belajar yang memuaskan”. Jadi dapat disimpulkan bahwa lingkungan orang tua dalam mempengaruhi proses pembelajaran yang ada di lingkungan keluarga. Hal ini sesuai dengan pendapat Syah Muhibbin (2008: 138), bahwa ”Lingkungan lebih banyak mempengaruhi kegiatan belajar adalah orang tua dan keluarga itu sendiri”. c. Pengelompokkan Lingkungan Orang Tua Lingkungan sangat berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan siswa. Besar kecilnya pengaruh lingkungan terhadap pertumbuhan dan perkembangan siswa tergantung dari keadaan lingkungan anak itu sendiri serta keadaan jasmani dan rohaninya. Menurut Hamalik (2007: 196) lingkungan belajar/ pendidikan terdiri dari berikut ini: 1) Lingkungan sosial adalah lingkungan masyarakat baik kelompok besar atau kelompok kecil. 2) Lingkungan personal meliputi individu-individu sebagai suatu pribadi berpengaruh terhadap individu pribadi lainnya. 3) Lingkungan alam (fisik) meliputi semua sumber daya alam yang dapat diberdayakan sebagai sumber belajar. 4) Lingkungan kultural mencakup hasil budaya dan teknologi yang dapat dijadikan sumber belajar dan yang dapat menjadi faktor pendukung pengajaran. Dalam konteks ini termasuk sistem nilai, norma, dan adat kebiasaan. (Hamalik, 2007: 196) d. Fungsi Lingkungan Suatu lingkungan pendidikan/pengajaran memiliki fungsi-fungsi sebagai berikut: 1) Fungsi Psikologis Stimulus bersumber/berasal dari lingkungan yang merupakan rangsangan terhadap individu sehingga terjadi respon , yng menunjukkan tingkah laku tertentu. Respon tadi pada gilirannya dapat menjadi stimulus baru yang menimbulkan respon baru, demikian seterusnya. Ini berarti, lingkungan mengandung makna dan melaksanakan fungsi-fungsi psikologis tertentu. 2) Fungsi Pedagogis Lingkungan memberikan pengaruh-pengaruh yang bersifat mendidik, khususnya lingkungan yang sengaja disiapkan sebagai suatu lembaga pendidikan, misalnya keluarga, sekolah, lembaga pelatihan, lembaga-lembaga sosial. Masing-masing lembaga tersebut memiliki program pendidikan, baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis. 3) Fungsi Instruksional Fungsi Instruksional merupakan suatu lingkungan pangajaran/pembelajaran yang dirancang secara khusus. Guru yang mengajar, materi pelajaran, sarana dan prasarana pengajaran, media pengajaran dan kondisi lingkungan kelas (fisik) merupakan lingkungan yang sengaja dikembangkan untuk mengembangkan tingkah laku siswa. (Hamalik, 2007: 196) Penulis berkesimpulan bahwa suasana batin dan fisik seseorang (siswa) dapat mempengaruhi suasana belajar siswa sehingga dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Sehingga kondisi keluarga mempengaruhi suasana pembelajaran siswa. B. Penelitian Relevan 1. Penelitian yang dilakukan Fitriya Dwiyarti dengan judul “Pengaruh Motivasi dan Fasilitas Belajar Terhadap Prestasi Belajar SiswaSMK Putra Bangsa Salaman. Dengan menggunakan analisis regresi linier berganda, diperoleh persamaan Y = 54,433+ 0,266X1 serta dengan menggunakan analisis korelasi. Untuk memperjelas pengaruh antara motivasi, fasilitas belajar dan metode pembelajaran terhadap prestasi belajar siswa diperoleh R square sebesar 0,675 dan F hitung sebesar 20,555 dengan sig = 0,000 < 0,05. 2. Penelitian yang dilakukan oleh Miftahul Ngazam dengan judul Pengaruh Perhatian Orang Tua dan Fasilitas Belajar terhadap Hasil Belajar Siswa kelas XI semester II SMA Negeri Mirit. Dari hasil analisis data diketahui bahwa fasilitas belajar berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap prestasi belajar ekonomi dengan harga rx2y = 0,844 dan sig < 0,05 (0,000). Besarnya varian diperoleh R2 = 0,484 sehingga besar sumbangannya 48,4%. 3. Penelitian yang dilakukan oleh Erni Maytasari dengan judul ”Pengaruh Motivasi Belajar dan Lingkungan Belajar Terhadap Prestasi Belajar IPS siswa kelas VIII SMP N 23 Purworejo Tahun Pelajaran 2006/2007” dengan populasi 210 siswa, pengambilan sampel mengacu pada tabel kreijci dengan taraf signifikansi 5% diperoleh sampel sebanyak 132 siswa. Berdasarkan hasil analisis diskriptif menunjukkan bahwa lingkungan belajar berada pada kategori cukup sebesar 59,09 % dan berdasar analisis kuantitatif menunjukkan bahwa variabel lingkungan belajar secara positif dan signifikan mempengaruhi prestasi belajar IPS sebesar 37,30%. C. Kerangka Pikir Keberhasilan siswa di dalam belajar tergantung dari banyak hal dan salah satunya yaitu motivasi, fasilitas belajar dan lingkungan orang tua. Seorang siswa yang mempunyai motivasi yang tinggi akan memiliki dorongan dan kemauan yang besar untuk belajar. Siswa akan meluangkan waktunya untuk belajar atau mempelajari kembali bahan-bahan pelajaran yang telah diajarkan oleh gurunya atau yang ia dapatkan dalam referensi buku yang lain tanpa bosan sehingga apabila menemukan kesulitan dalam belajar, maka ia tidak segan-segan bertanya kepada guru atau temannya yang lebih tahu. Sebaliknya bagi siswa yang tidak atau kurang mempunyai motivasi, ia tidak akan terdorong untuk belajar, merasa malas dan enggan untuk belajar, dengan demikian maka ia akan merasa kesulitan untuk menyelesaikan soal-soal dengan baik, sehingga prestasinya akan menurun. Selain motivasi fasilitas belajar yang ada juga mempengaruhi hasil belajar siswa. Semakin lengkap fasilitas belajar yang ada maka hasil belajar juga akan tinggi karena semua fasilitas belajar yang diperlukan sudah tersedia. Berikutnya yang mempengaruhi hasil belajar adalah ”lingkungan tempat tinggal orang tua sekaligus siswa itu sendiri. Lingkungan orang tua terdiri dari lingkungan fisik dan non fisik, baik di rumah, sekolah maupun masyarakat adalah tempat siswa untuk berinteraksi dan bersosialisasi dengan makhluk hidup di sekitar dirinya. Di lingkungan keluarga, apabila keadaan dan suasana keluarga yang harmonis dimungkinkan siswa dapat memudahkan siswa berkonsentrasi untuk belajar kembali dengan optimal di rumah setelah mempelajarinya di sekolah. Juga apabila siswa bersama orang tua berada di lingkungan masyarakat yang terpelajar dan suasana yang mendukung proses belajar mengajar. Maka apabila di lingkungan baik di keluarga, sekolah, dan masyarakat mendukung terciptanya proses belajar mengajar dimungkinkan siswa akan memperoleh belajar yang lebih baik. Namun jika sebaliknya, lingkungan orang tua (keluarga) tidak kondusif atau bukan pada masyarakat berpendidikan, maka kemungkinan hasil belajarnya juga kurang baik. Apabila digambarkan paradigma penelitiannya akan nampak sebagai berikut: Keterangan: : Pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat secara individual : Pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat secara bersama-sama X1 : Motivasi X2 : Fasilitas Belajar X3 : Lingkungan Orang Tua Y : Hasil Belajar r1 : Besarnya pengaruh Motivasi terhadap Hasil Belajar r2 :Besarnya pengaruh Fasilitas Belajar terhadap Hasil Belajar

Wednesday 16 January 2013

pasar persaingan sempurna

1. Pasar Persaingan Sempurna Pasar persaingan sempurna dapat didefinisikan sebagai suatu struktur pasar atau industri dimana terdapat banyak penjual dan pembeli, dan setiap penjual atau pun pembeli tidak dapat mempengaruhi keadaan di pasar. Ciri-ciri pasar persaingan sempurna : 1. Perusahaan adalah price taker, Price taker atau Pengambil harga artinya suatu perusahaan yang ada di dalam pasar tidak dapat menentukan atau mengubah harga pasar. 2. Setiap perusahaan mudah keluar atau masuk Sekiranya perusahaan mengalami kerugian, dan ingin meninggalkan industri tersebut, langkah ini dapat dengan mudah dilakukan. 3. Menghasilkan barang serupa Barang yang dihasilkan berbagai perusahaan tidak mudah untuk dibeda-bedakan. Barang yang dihasilkan sangat sama atau serupa. 4. Terdapat banyak perusahaan di pasar Sifat inilah yang menyebabkan perusahaan tidak mempunyai kekuasaan untuk mengubah harga. Sifat ini meliputi dua aspek, yaitu jumlah perusahaan sangat banyak dan masing-masing perusahaan adalah relative kecil kalau dibandingkan dengan keseluruhan jumlah perusahaan di dalam pasar. 5. Pembeli mempunyai pengetahuan yang sempurna mengenai pasar Dalam pasar persaingan sempurna juga dimisalkan bahwa jumlah pembeli adalah sangat banyak. 2. Pasar Monopoli Pasar monopoli adalah suatu bentuk pasar di mana hanya terdapat satu penjual yang menguasai pasar. Penentu harga pada pasar ini adalah seorang penjual atau sering disebut sebagai "monopolis". Sebagai penentu harga (price-maker), seorang monopolis dapat menaikan atau mengurangi harga dengan cara menentukan jumlah barang yang akan diproduksi; semakin sedikit barang yang diproduksi, semakin mahal harga barang tersebut, begitu pula sebaliknya. Walaupun demikian, penjual juga memiliki suatu keterbatasan dalam penetapan harga. Apabila penetapan harga terlalu mahal, maka orang akan menunda pembelian atau berusaha mencari atau membuat barang subtitusi (pengganti) produk tersebut atau —lebih buruk lagi— mencarinya di pasar gelap (black market). ciri-ciri : 1. hanya ada satu produsen yang menguasai penawaran 2. tidak ada barang subtitusi/pengganti yang mirip (close substitute) 3. produsen memiliki kekuatan menetukan harga 4. tidak ada pengusaha lain yang memasuki pasar tersebut karena ada hambatan berapa keunggulan perusahaan. Monopoli yang Tidak Dilarang : Monopoli by Law Monopoli oleh negara untuk cabang-cabang produksi penting bagi negara dan menguasai hajat hidup orang banyak. Monopoli by Nature Monopoli yang lahir dan tumbuh secara alamiah karena didukung iklim dan lingkungan tertentu. Monopoli by Lisence Izin penggunaan hak atas kekayaan intelektual. 3. Pasar Monopolistis Pasar Monopolistik adalah salah satu bentuk pasar di mana terdapat banyak produsen yang menghasilkan barang serupa tetapi memiliki perbedaan dalam beberapa aspek. Ciri-ciri Pasar persaingan monopolistik: 1. banyak pembeli dan banyak penjual 2. produk yang terdiferensiasi 3. informasi produk cukup 4. free entry 5. mirip dengan pasar persaingan sempurna. 6. produsen/penjual hanya memiliki sedikit kekuatan merubah harga. 7. relatif murah keluar masuk pasar. contohnya:snack,nasi goreng,pulpen,buku,pensil,dll. 4. Pasar Oligopoli Pasar oligopoli adalah adalah pasar di mana penawaran satu jenis barang dikuasai oleh beberapa perusahaan. Umumnya jumlah perusahaan lebih dari dua tetapi kurang dari sepuluh. Ciri-ciri pasar oligopoli adalah sebagai berikut : a. Terdapat beberapa penjual/produsen yang menguasai pasar. b. Barang yang diperjualbelikan dapat homogen dapat pula berbeda corak (differentiated product). c. Terdapat halangan masuk yang cukup kuat bagi perusahaan di luar pasar untuk masuk ke dalam pasar. d. Satu di antara oligopoli merupakan market leader, yaitu penjual yang memiliki pangsa pasar yang terbesar. Oligopoli terdiri dari dua macam, yaitu sebagai berikut : 1. Oligopoli murni (pure oligopol ) yang ditandai beberapa perusahaan menjual produk homogen. 2. Oligopoli dengan pembedaan (differentiated oligopol ) yang ditandai beberapa perusahaan menjual produk yang dapat dibedakan. Dampak negatif oligopoli terhadap perekonomian adalah sebagai berikut : a. Keuntungan yang terlalu besar bagi produsen dalam jangka panjang. b. Timbul inefisiensi produksi. c. Eksploitasi terhadap konsumen dan karyawan perusahaan. d. Harga tinggi yang relatif stabil (sulit turun) menunjang munculnya inflasi yang kronis.