Sunday, 21 July 2019

Prosedur Pengujian Kesesuaian Fungsi Produk Barang/Jasa I Materi 4 (Produk Kreatif dan Kewirausahaan kelas 12)


 Prosedur Pengujian Kesesuaian Fungsi Produk Barang/Jasa
Memahami definisi manajemen operasi memungkinkan untuk mengetahui secara umum apa yang beroperasi dalam suatu organisasi. Ada beberapa fungsi dari manajemen operasi (Heizer dan Render, 2011:38) dibagi menjadi empat fungsi, yaitu:

  •     Manajemen operasi adalah tiga fungsi utama dari setiap organisasi, dan secara integral terkait dengan semua fungsi bisnis lainnya. Bagaimana orang mengorganisir diri untuk usaha produktif.
  •        Untuk mengetahui bagaimana barang dan jasa yang dihasilkan.
  •        Untuk memahami apa yang manajer operasi dilakukan.
  •      Operasi manajemen adalah suatu bagian mahal dari sebuah organisasi. Hal ini juga memberikan  kesempatan besar bagi sebuah organisasi untuk mengingatkan profitabilitas dan meningkatkan layanan kepada masyarakat.
Jadi, operasi telah didefinisikan sebagai sistem transformasi atau proses yang mengubah input menjadi output. Ketika proses transformasi yang terjadi, ada nilai yang dimassukkan. Nilai mengambil bentuk sebagai output barang atau jasa. Manajemen operassi ini juga sangat membantu bagi para manajer untuk memahami pentingnya kegiatan operasi yang efektif dari suatu organisasi.
Manajemen Kualitas
Dalam kehidupan pasar, kualitas dapat ditentukan oleh pelanggan karena produk yang ada diciptakan untuk pelanggan. Untuk meraih kkualitas tersebut perlu diterapkan suatu manajemen kualitas. Menurut ISO 8402 (Quality Vocabulary) Mendefinisikan manajemen kualitas sebagai semua aktivitas dari fungsi manajemen secara keseluruhan yang mmenentukan kebijaksanaan kualitas, tujuan dan tanggung jawab serta mengimplementasikannya melalui alat-alat sebagai berikut;
1.      Perencanaan kualitas (Quality Planning). Perencanaan adalah penetapan dan pengembangan tujuan dan kebutuhan untuk kualitas serta penerapan sistem kualitas.
2.      Pengendalian kualitas(Quality Control). Pengendalian kkualitas adalah teknik dan aktivitas operasional yang digunakan untuk memenuhi persyaratan kualitas.
3.      Jaminan kualitas (Quality Assurance). Jaminan kualitas adalah semua tindakan terencana dan sistematis yang diimplementasikan dan didemonstrasikan untuk memberikan kepercayaan yang cukup bahwa produk akan memuaskan kebutuhan untuk kualitas tertentu.
4.      Peningkatan kualitas (Quality Improvement). Peningkatan kualitas adalah tindakan-tindakan yang diambil untuk meningkatkan nilai produk pelanggan melalui peningkatan efektivitas dan efisiensi dari proses dan aktivitas melalui struktur organisasi.
Jadi sistem manajemen kualitass ini berfokus pada konsistensi dari setiap proses kerja yang ada untuk memenuhi kebutuhan pelanggan dan pasar. Dalam menciptakan sebuah sistem manajemen yang berkualitas dibutuhkan sebuah tahapan-tahapan proses yang harus dilakukan, hal tersebut dikenal sebagai PDCA (Plan-Do-Check-Act). Gaspersz (2012:35) PDCA dapat dijabarkan sebagai berikut;
1.      Rencanakan (Plan). Merupakan sebuah proses untuk merencanakan suatu sistem manajemen kualitas. Dalam melakukan sebuah perencanaan, harus mengandung konsep SMART (Specific, Measurable, Achievable, Result-Oriented, Timely) yang artinya ketika menetapkan tujuan-tujuan kualitas harus ditetapkan secara spesifik dan bukan bersifat umum, dapat diukur, dapat dicapai, berorientasi pada pencapaian hasil dan memiliki tolok ukur waktu untuk mencapai tujuan tersebut.
2.      Laksanakan (Do). Setelah menentukan perencanaan dari sebuah sistem, langkah berikutnya adalah menerapkan dan mengoperasikan sistem menejemen kualitass tersebut dengan mengelola lingkungan kerja yang diperlukan untuk mencapai kesesuaian terhadap persyaratan produk, menciptakan struktur manajemen, menerapkan tanggung jawab dengan kewenangan yang memadai yang artinya bahwa manajemen puncak harus menjamin bahwa tanggung jawab dan wewenang didefinisikan dan dikomunikasikan dalam organisasi
3.      Periksa (Check). Berikutnya adalah melakukan pemeriksaan pada proses sistem manajemen kualitas dengan melakukan pemantauan dan pengukuran. Pengukuran yang dilakukan seperti terhadap kepuasan pelanggan dengan melakukan survei atas kepuasan pelanggan, opini, persepsi pelanggan dan sebagainya yang mencakup segala masukan terhadap kualitas menurut pandangan konsumen. Hal yang diperiksa tidak hanya sebatas terhadap kualitas yang ada, tetapi juga keada identifikasi penyebab ketidaksesuaian terhadap perencanaan yang direncanakan untuk mengambil tindakan koperatif
4.      Bertindak (Act). Yang terakhir adalah melakukan tindakan perbaikan atas segala ketidak sesuaian yang ada dan melakukan tindakan korektif untuk memperbaiki atau meningkatkan sistem menejemen kualitas secara terus menerus untuk mencegah pengulangan kembali tindakan ketidaksesuaian tersebut. Tindakan perbaikan tersebut seperti melakukan peninjauan ulang terhadap sistem manajemen kualitas.

2. Pelaksanaan
Menguji rencana
 

1.    Perencanaan
Mengidentifikasi masalah dan membuat rencana
 

3. Pengecekan
Apakah rencananya berjalan?
 

4. Tindakan
Mengimplementasikan rencana, dokumen
 
 











Gambar 1. Alur Plan-Do-Check-Act
Sumber: (Heizer dan Render, 2015: 248)

Kualitass adalah istilah yang berarti hal-hal yang berbeda untuk orang-orang yang berbeda. Kualitas sebagai keseluruhan fitur dan karakteristik sebuah barang atau jasa yang menggunakan kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan yang tertulis atau tersirat. Mmendefinisikan ekspektasi kualitass adalah penting untuk operasional yang efektif dan efisien. Kualitass memerlukan pembangunan lingkungan manajemen kualitass total (TQM) karena kualitas tidak dapat diinspeksi ke dalam sebuah produk. Secara umum kualitass didefinisikan terhadap lima pendekatan utama yakni (Gesperz, 2012: 1-2);
1.      Transcendent quality adalah suatu kondisi ideal menuju keunggulan
2.      Product-based quality adalah suatu atribut produk yang memenuhi kualitas
3.      User-based quality adalah kesesuaian atau ketepatan dalam penggunaan produk (barang atau jasa)
4.       Manufacturing-based qualiity adalah kesesuaian terhadap persyaratan standar
5.      Value-based quality adalah derajat keunggulan pada tingkat harga yang kompetitif.

Kualitas tersebut sudah mewakili lima sudut pandang atau pendekatan kualitass yakni,
1.       Kualitas sudut pandang keadaan yang sukar untuk diukur atau bersifat abstrak dimana suatu kualitas diukur berdassarkan kondisi yang sedang berlangsung dan terdapat standar-standar untuk pencapaian kualitas
2.      Kualitas diukur menurut atribut-atribut dari produk itu sendiri seperti bentuk kemasan dan sebagainya. Hal tersebut menjadi tolok ukur suatu barang berkualitas atau tidak
3.      Bagaimana suatu barang digunakan atau kesesuaian penggunaan barang terkait dengan penggunanya
4.      Kesesuaian proses produksi terhadap prosedur atau ketentuan-ketentuan dalam proses produksi
5.      Kesesuaian harga dengan nilai suatu barang atau jasa yang diberikan.

Stevenson dan chuong (2014:10) mengatakan, “Kualitas produk sering dinilai dalam enam dimensi kualitas, sebagai berikut” :
1.      Fitur khusus: karakteristik tambahan
2.      Kesesuaian: seberapa baik suatu produk atau jasa sesuai dengan spesifikasi
3.      Keandalan: konsistensi kinerja
4.      Ketahanan: masa manfaat dari produk atau jasa
5.      Persepsi kualitas: evaluasi langsung kualitas(misalnya reputasi)
6.      Kemampuan pelayanan: penanganan keluhan atau perbaikan

Biaya Kualitas

Prevention Cost
            Biaya ini muncul untuk mencegah terjadinya kualitas buruk dalam proses produk atau jasa yang dihassilkan. Ketika biaya pencegahan meningkat, maka diharapkan biaya kegagalan akan menurun. (biaya untuk menjaga failure & appraisal cost minimum). Contoh: perencanaan kualitas, review produk baru, pengendalian proses untuk menentukan status proses, audit kualitas, evaluasi kualitas supplier, training.

Appraisal Cost
            Biaya ini muncul untuk menentukan apakah produk atau jasa sesuai dengan kebutuhan pelanggan atau spesifikasi mereka. Tujuan utama dari fungsi penilaian adalah menghindari dikirimnya barang-barang yang tidak sesuai dengan kualitas kepada para pelanggan. Contoh : inspeksi dan uji material, inspeksi & uji akhir, audit kualitas produk, menjaga akurasi peralatan inspeksi evaluasi inventori (cek degradasi).

Internal Failure Cost
            Biaya ini timbul karena produk dan jasa tidak sesuai dengan spesifikasi atau kebutuhan pelanggan. Ketidaksesuaian ini di deteksi sebelum produk dan jasa dikirimkan ke pihak luar. Biaya-biaya ini tidak akan ada jika tidak ada barang cacat. Contoh: sekrap, kerja ulang, analisis kegagalan, sekrap & kerja ulang supplie, 100% sorting inspection, kesalahan proses yang dapat dihindarkan inspeki & uji ulang dan downgrading.

External Failure Cost
            Biaya ini timbul karena produk dan jasa gagal memenuhi persyaratan atau memenuhi kebutuhan pelanggan setelah dikirim ke pelanggan. Dari semua biaya, kategori ini merupakan biaya yang paling menghancurkan perusahaan. Seperti halnya biaya gagal internal, biaya ini tidak akan timbul jika tidak ada barang cacat. Contoh : biaya warranty, penyesuaian terhadap complain, material yang dikembalikan dan allowances.
Pengendalian merupakan suatu proses dalam mengarahkan sekumppulan variabel untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Dasar dari semua proses pengendalian adalah pemikiran untuk mengarahkan suatu variabel atau sekumpulan variabel guna mencapai tujuan tertentu. Variabel tersebut berupa manusia, mesin dan organisasi. Evans dan Lindsay (2007:236) pengendalian diperlukan karena adanya 2 alasan, yaitu:
1.      Pengendalian merupakan dassar bagi manajemen kerja harian yang efektif bagi semua tingkatan
2.      Perbaikan angka panjang tidak dapat diterapkan pada suatu proses kecuali proses tersebut terkendali dengan baik.
Suatu sistem pengendalian mempunyai 3 komponen (Evans dan Lindsay, 2007:236), yaitu;
1.      Standar atau tujuan
2.      Cara mengukur keberhasilan
3.      Perbandingan antara hasil sebenarnya dengan standar serta umpan balik guna membentuk dasar untuk tindakan korektif.
Terdapat 4 langkah untuk melakukan pengendalian, yaitu;
1.      Menentukan standar (setting standard)
2.      Menentukan standar mutu biaya (cost quality)
3.      Standar mutu kerja (performance quality), standar mutu keamanan (safety quality), standar mutu keandalan (realibility quality)yang diperlukan untuk suatu produk
4.      Menilai kesesuaian (appraising conformance).
Membandingkan kesesuaian dari produk yang dibuat dengan standar yang telah ditetapkan. Bertindak bila perlu (acting when necessary). Mengoreksi masalah dan penyebabnya melalui faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan pelanggan. Merencanakan perbaikan (planning for improvement). Merencanakan suatu upaya yang berlanjut untuk memperbaiki standar biaya, kinerja, keamanan dan keandalan.

Pengendalian Kualitas
Rusdiana (2014:221), pengendalian kualitas adalah teknik dan aktivitas operasional yang digunakan untuk memenuhi persyaratan kualitas. Berdasarkan pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pengendalian kualitas adalah suatu teknik dan aktivitas atau tindakan terencana yang dilakukan untuk mencapai, mempertahankan dan mengaitkan kualitas suatu produk dan jasa agar sesuai dengan standar yang telah ditetapkan dan dapat memenuhi kepuasan konsumen.
Perusahaan menghasilkan output untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen akan kepuasan, sehingga output yang dihasilkan seharusnya dapat memuaskan konsumen. Oleh karena itu produk bisa diartikan sebagai kepuasan yang ditawarkan produsen (perusahaan) kepada konsumen.
Untuk dapat mencapai maksud tersebut maka sudah selayaknya perusahaan memfokuskan diri pada pengembangan keunggulan bersaing melalui strategi bisnis, diantaranya pembedaan (differensiasi), biaya rendah (kepemimpinan biaya), respon cepat (rapaid response) atau kombinasi diantara kerja strategi tersebut. Suatu produk yang diciptakan baik berupa barang atau jasa pada umumnya mengalami tahapan kehidupan produk (PLC =  Produk Life Cycle).


Proses Pengujian Produk Baru I Materi 2 (Produk Kreatif dan Kewirausahaan kelas 12)


Proses pengujian produk baru


Pengujian produk baru bertujuan untuk memberikan penilaian yang lebih rinci tentang peluang sukses produk baru, mengidentifikasi berbagai penyesuaian akhir yang diperlukan untuk produk dan menetapkan berbagai elemen penting dalam program pemasaran yang akan dipakai untuk memperkenalkan produk di pasar. Secara umum, terdapat 4 (empat) kegiatan dalam pegujian produk baru sebagai berikut :

1.      Technical Testing (Pengujian Teknis)
Yaitu dengan cara membuat prototype yang merupakan approximation (perkiraan) produk akhir. Pengujian atas kinerja produk prototype dapat menghasilkan sejumlah informasi penting tentang product shelf life (usia panjang produk), tingkat keusangan produk, masalah yang timbul dari pemakaian atau konsumsi yang tidak seharusnya, potensi kerusakan yang memerlukan peggantian dan jadwal pemeliharaan yang tepat. Masing – masing dari jenis informasi tersebut dapat mempunyai dampak biaya terhadap pemasaran produk. Contohnya seperti estimasi usia pajang produk bisa berpengaruh terhadap frekuensi dan biaya pengiriman. Lalu kemungkinan adanya masalah penggunaan yang signifikan dapat mengakibatkan perlunya tambahan informasi labeling, periklanan dan sebagainya.

2.      Pengujian preference and satisfaction testing (preferensi dan kepuasan)
Dipakai untuk menetapkan elemen-elemen yang akan dirancang dalam rencana pemasaran serta untuk membuat tafsiran penjualan awal produk baru. Secara umum terdapat dua cara utama yang dibutuhkan dalam tipe pengujian ini, yaitu pertama meminta konsumen untuk menggunakan sebuah produk selama jangka waktu tertentu, dan kemudian mereka diminta untuk menjawab beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan preferensi serta kepuasan mereka. Kedua, melaksanakan “blind test” yang sedemikian rupa sehingga konsumen dapat membandingkan berbagai macam alternative produk tanpa mengetahui nama merek atau produsennya. Pada dasarnya, pengujian preferensi dan kepuasan akan memberikan sejumlah manfaat pokok, antara lain sebagai berikut :
a.       Uji preferensi actual dan uji teknis bisa memberikan dasar klaim yang obyektif untuk keperluan promosi, terlebih apabila perusahaan ingin menyajikan superioritas dalam hal persepsi konsumen atas keunggulan spesifik pada produk perusahaan dari pada pesaing.
b.      Estimasi tingkat pembelian ulang sangat penting untuk memperkirakan pangsa pasar jangka panjang. Oleh karena itu hasil yang kurang bagus pada uji ini dapat berakibat pada pembatalan peluncuran produk maupun perancangan ulang produk baru.
                    Meskipun penerimaan pasar atas produk baru ditentukan oleh semua elemen program pemasaran, tetapi berbagai kasus menunjukkan bahwa skor yang tinggu dalam dimensi kinerja produk menggambarkan bahwa  ide produk yang bersangkutan sebaiknya dilanjutkan  pada tahap pengembangan produk baru selanjutnya.

               3. Pengujian pasar simulasi (simulated test markets atau laboratory test markets), merupakan prosedur riset pemasaran yang dirancang untuk memberikan gambaran yang cepat dan murah mengenai pangsa pasar yang dapat diharapkan dari produk baru. Beberapa model yang dapat digunakan adalah BASES, ASSESSOR, LITMUS, dan DESIGNOR.

             4. Pengujian pasar (test markets)
             Dalam uji pasar, perusahaan menawarkan suatu produk untuk dijual di wilayah pasar yang terbatas yang sedapat mungkin mewakili keseluruhan pasar di mana produk tersebut nantinya akan dijual. Keputusan untuk melakukan pengujian pasar atau tidak ditentukan oleh sejumlah faktor.


Proses Produksi
        Adapun proses produksi dalam perusahaan, secara umum, dapat dipisahkan menurut beberapa
segi,yaitu menurut ujud pproses, menurut arus proses, menurut keutamaan proses, dan menurut
penyelesaian proses. Pemilihan sudut pandang yang akan dipergunakan untuk pemisahan proses
produksi akan tergantung pada untuk apa pemisahan tersebut dilaksanakan. 

1. Pemisahan proses produksi menurut ujud proses pada umumnya akan dipergunakan dalam 
hubungannya dengan kebijaksanaan umum industri dan pemasaran dari produk perusahaan tersebut.
2. Pemisahan proses produksi menurut arus proses pada umumnya akan dipergunakan dalam
penyusunan letak sarana dan fasilitas yang akan dipergunakan.
3. Pemisahan proses produksi menurut keutamaan proses, pada umumnya dimaksudkan untuk
pengendalian proses dalam perusahaan.
4. Pemisahan proses produksi menurut penyelesaian proses dimaksudkan untuk pengendalian 
kualitas dalam perusahaan yang bersangkutan


Jenis Proses Produksi

Berikut ini ada beberapa jenis proses produksi berdasarkan beberapa perspektif:

Jenis Proses Produksi Ditinjau dari wujud Proses Produksi
        Yang termasuk dalam kategori ini antara lain:
1.     Proses Produksi Kimiawi, yakni suatu proses produksi yang menitikberatkan pada adanya
proses analisis atau sintesa senyawa kimia. Misalnya produksi alkohol, obat-obatan, accu, dll.
2.     Proses Produksi Perubahan Bentuk, merupakan proses produksi dimana dalam pelaksanaan 
proses produksinya dititikberatkan pada adanya perubahan bentuk masukan menjadi keluaran 
untuk menciptakan nilai tambah. Misalnya perusahaan meubel, garmen, sepatu, dll.
3.     Proses Produksi Assembling, merupakan proses produksi yang dalam pelaksanaan proses 
produksinya akan lebih mengutamakan pada proses penggabungan beberapa komponen 
menjadi suatu produk tertentu. Misalnya, Mobil, alat-alat elektronik, dll.
4.     Proses Produksi Transportasi, merupakan suatu proses produksi dengan jalan menciptakan 
jasa pemindahan sesuatu dari dan ke tempat tertentu. Misalnya pengiriman Paket, Angkutan Kota,dll.
5.     Proses Produksi Penciptaan Jasa Administrasi, yaitu proses produksi penciptaan jasa 
 administrasi kepada pihak lain yang memerlukan, misalnya jasa penyusunan laporan keuangan, 
Biro Statistik, dll.

Jenis Proses Produksi Ditinjau dari Segi Arus Proses Produksi
        Jenis-jenis proses produksi yang masuk dalam kategori ini antara lain:
1.     Proses Produksi Terputus-putus, sering disebut juga proses produksi intermitten. dalam
pelaksanaan proses produksi semacam ini, akan terdapat beberapa pola atau urutan pelaksanaan 
produksi. Pola pelaksanaan produksi yang digunakan hari atau bulan ini sangat mungkin akan 
berbeda dengan pola atau urutan pelaksanaan proses produksi pada bulan yang lalu atau bulan
yang akan datang.
2.     Proses Produksi Terus Menerus atau sering disebut sebagai pola produksi kontinyu. 
      Pada proses produksi semacam ini terdapat pola atau urutan proses produksi yang pasti dan 
      tidak berubah-ubah dari waktu ke waktu.
        Untuk menentukan apakah suatu perusahaan menggunakan proses produksi terus menerus atau 
        terputus-putus bukanlah dilihat dari produk yang dihasilkan, melainkan dilihat dari pelaksanaan
        proses produksi yang ada dalam perusahaan yang bersangkutan.


Jenis Proses Produksi Ditinjau dari Segi Keutamaan Proses Produksi
        Atas dasar keutamaan proses, proses produksi dalam perusahaan umumnya akan dapat 

dipisahkan menjadi dua kelompok yakni:
1. Proses Produksi Utama,
merupakan proses produksi dimana proses produksi tersebut sesuai dengan tujuan didirikannya

perusahaan yang bersangkutan. 
Jadi merupakan kegiatan inti perusahaan. Yang termasuk dalam kelompok ini antara lain:
·        Proses Produksi Terus Menerus, yakni proses produksi dimana terdapat pola atau urutan 
proses produksi yang pasti dan tidak berubah-ubah dari waktu ke waktu.
·        Proses Produksi terputus-Putus, yakni proses produksi dimana terdapat beberapa pola atau
 urutan pelaksanaan produksi. Pola pelaksanaan produksi yang digunakan hari atau bulan ini
 sangat mungkin akan berbeda dengan pola atau urutan pelaksanaan proses produksi pada 
 bulan yang lalu atau bulan yang akan datang.
·        Proses Produksi Proses, merupakan prosesproduksi dimana pelaksanaan pengolahan bahan
baku sampai dengan barang jadi akan melalui suatu proses persenyawaan atau pemecahan. 
Dengan demikian pelaksanaan proses produksi akan sangat bergantung pada jenis bahan baku 
dan bahan penolong yang digunakan.
·        Proses Produksi Proses yang Sama, merupakan jenis proses produksi dimana terdapat 
beberapa pekerjaan serta urutan yang sama dalam proses produksi meski produk yang dihasilkan 
berbeda-beda.
·        Proses Produksi Proyek Khusus, merupakan suatu proses produksi yang dilaksanakan 
karena adanya beberapa program khusus atau adanya kepentingan khusus. Apabila proses 
produksi yang dilaksanakan untuk program tersebut selesai, maka proses produksi juga akan 
berakhir.
·        Proses Produksi Industri Berat, yaitu proses produksi dimana terdapat berbagai macam
aktivitas sehubungan dengan penyelesaian produksi yang sangat komplek. Sedemikian 
kompleknya sehingga proses tersebut dibagi menjadi subproses-subproses.
2. Proses Produksi Bukan Utama,
merupakan proses produksi yang dilaksanakan sehubungan dengan adanya kepentingan khusus. 

Proses produksi bukan utama ini hanya merupakan kegiatan penunjang dalam perusahaan yang 
bersangkutan. yang termasuk dalam kelompok ini antara lain:
·        Penelitian
·        Model
·        Prototype
·        Percobaan
·        Demonstrasi

Jenis Proses Produksi Ditinjau dari Segi PeyelesaianProses Produksi

        Berdasarkan penyelesaian proses, terdapat beberapa jenis proses produksi yang diantaranya:
1.     Proses Produksi Tipe A, merupakan suatu tipe proses produksi dimana dalam setiap 
 tahap proses produksi yang dilaksanakan dapat diperiksa dengan mudah. dengan demikian 
 pengendalian dan pengawasan kualitas dapat dilaksanakan pada setiap tahap proses produksi.
2.     Proses Produksi Tipe B, merupakan suatu proses produksi dimana dalam penyelesaian 
proses produksi terdapat beberapa ketergantungan dari masing-masing tahap proses produksi, 
sehingga pengendalian dan pengawasan hanya dapat dilakukan pada beberapa tahap tertentu.
3.     Proses Produksi Tipe C, merupakan proses produksi dengan jalan melakukan proses 
penggabungan atau pemasangan (assembling) komponen-komponen menjadi suatu produk 
jadi tertentu.
4.     Proses Produksi Tipe D, merupakan proses produksi yang mempergunakan mesin dan 
peralatan yang terotomatisasi, dan dilengkapi dengan alat pengendalian dan pengawasan proses.
5.     Proses Produksi Tipe E, merupakan proses produksi dari perusahan-perusahaan dagang 
dan jasa.
        Ada begitu banyak cara dalam mengklasifikasikan proses produksi, namun dalam hal 
pengklasifikasian sistem produksi, secara umum sistem produksi sering hanya dikelompokkan 
menjadi dua kategori, yakni: 
1) Production to order, misalnya pabrik mesin jet, yang hanya 
akan berproduksi bila ada pesanan dari perusahaan aircraft. 
2)Production to stock, misalnya pabrik radio, berproduksi salah satunya untuk tujuan-tujuan
pengadaan persediaan. Perbedaan pokok antara sistem produksi berdasarkan pesanan dan 
sistem produksi untuk persediaan,dapat dilihat dari fokus kegiatan manajemen produksi/operasi
kedua sistem tersebut.

Fokus kegiatan manajemen produksi/operasi dari sistem produksi untuk pesanan antara lain: 

1) Scheduling merupakan hal yang kritis. Sulit karena setiap pekerjaan atau pesanan bisa jadi
memiliki karakteristik pemrosesan yang unik. 
2) Memerlukan pengadaan bahan yang relatif luas atau banyak ragamnya untuk persediaan 
guna mengantisipasi pesanan yang sifatnya uncertainty. 
3) Persediaan barang jadi tidak menjadi  hal yang penting.       

        Sementara fokus kegiatan manajemen produksi/operasi dari sistem produksi untuk persediaan 

adalah: 1) Forecasting merupakan hal yang penting dan utama.
            2)Pengendalian persediaan sangat penting dalam sistem produksi untuk persediaan, 
            khususnya dalam perencanaan pembelian dan pengiriman bahan baku dan komponen. 
            3)Produksi dalam jumlah besar item persediaan bersifat lebih terstruktur.       

        Dalam rangka untuk membantu dalam menganalisis dan mendisain sistem produksi, beberapa 

ahli mengklasifikasi proses produksi ke dalam kelompok-kelompok sebagai berikut:
a)    Continuous Flow Processes, 
yakni proses produksi yang memiliki ciri-ciri antara lain: 
·         volume produksi sangat besar
·         produk yang dihasilkan terstandardisasi
·         peralatan-peralatan yang digunakan terspesialisasi dan otomatis
·         biasanya merupakan sistem produksi untuk persediaan.
Contoh dari jenis proses produksi ini seperti pabrik kimia, pabrik minyak, dan pabrik gula.

b)    Mass, atau Assembly Line, 
proses produksi yang  bercirikan:
·         volume produksi yang tinggi untuk keseluruhan item yang terpisah-pisah.
·         untuk tiap jenis produk yang berbeda hanya memiliki variasi yan kecil
·         biasanya merupakan sistem produksi untuk persediaan.
Contoh dari jenis ini antara lain pabrik otomobil, peralatan rumah tangga, dan kalkulator elektronik.

c)    Batch, atau Intermitten, 
yakni proses produksi yang bercirikan:
·         memproduksi dalam jumlah (lot sizes) yang relatif sedikit untuk produk-produk 
       yang sejenis atau mirip
·         seperti buku, pakaian, atau anggur.
·         produk-produk dibuat untuk periode produksi jangka yang lebih pendek daripada
       produksi massa
·         urutan proses produksi biasanya selalu sama
·         Ada kemungkinan terdapat perbedaan yang signifikan dalam hal bahan baku 
       yang digunakan, set-up mesin, dan layout.
·         biasanya merupakan sistem produksi untuk persediaan
d)    Job Shops, 
merupakan jenis proses produksi yang bercirikan:
·         memproduksi produk-produk khusus atau terspesialisasi dalam jumlah yang relatif
       sedikit, namun variasinya besar.
·         proses produksi secara keseluruhan memiliki aliran proses yang berbeda
·         biasanya merupakan sistem produksi berdasarkan pesanan
Contoh dari jenis proses produksi job-shop antara lain industri perlengkapan mesin, pelengkap 
komponen-komponen kecil dan printer.

e)    Project, 
merupakan satu jenis proses produksi item-item yang khusus dan unik. 
Proyek konstruksi merupakan salah satu contoh dari sistem project. 
Dalam lingkungan manufactur, produksidari item-item yang besar dan kompleks seperti kapal, 
pesawat terbang dikelola dengan sistem project