Sunday, 4 September 2016
pengertian biaya peluang, skala prioritas dan pengelolaan keuangan
MATERI BIAYA PELUANG (OPPORTUNITY COST)
A. BIAYA SEHARI-HARI DAN BIAYA PELUANG
Biaya sehari-hari adalah biaya / ongkos yang dikeluarkan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari dengan berbagai macam barang/jasa yang diperlukan agar tercapai kemakmuran
Sedangkan Biaya Peluang/Biaya Implisit/Ongkos Alternatif (Opportunity Cost) adalah sejumlah barang atau pendapatan yang harus dikorbankan agar sejumlah barang yang lain dapat diproduksi/digunakan, atau kesempatan untuk memperoleh sesuatu yang hilanh karena telah memilih alternatif lain. Jadi Ongkos alternatif sejumlah barang X adalah sejumlah barang Y yang harus dikorbankan agar sejumlah barang X dapat diproduksikan.
Biaya Eksplisit adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk membayar biaya input atau biaya atas penggunaan faktor produksi, Misalnya Biaya gaji atau biaya tenaga kerja, biaya sewa, biaya listrik dan air, biaya bahan baku, biaya penjualan, biaya aministrasi dan sebagainya
Biaya Sesungguhnya/Biaya Kesempatan merupakan biaya yang dikeluarkan perusahaan dan biaya yang tidak mengharuskan perusahaan untuk membayar biaya-biaya input, sehingga biaya sesungguhnya merupakan penjumlahan antara biaya implisit dengan biaya eksplisit
Laba-Rugi Akuntansi atau Keuntungan Akuntansi (Accounting Profit) adalah selisih antara seluruh pendapatan perusahaan (jumlah pendapatan yang diterima oleh suatu perusahaan sebagai hasil penjualan output) dengan seluruh biaya yang dikeluarkan perusahaan (biaya usaha dan biaya di luar usaha yang merupakan biaya eksplisit).
Laba-Rugi Ekonomi atau Keuntungan Ekonomi (Economic Profit) adalah selisih antara pendapatan total (pendapatan usaha dan pendapatan di luar usaha) dengan biaya sesungguhnya (biaya implisit dan biaya eksplisit)
Atau
Contoh 1 :
Seorang lulusan SMA diterima di UGM. Yang bersangkutan juga sudah diterima untuk bekerja penuh waktu (full time) di Toko A dengan gaji Rp 3.000.000,00 per bulan, di pabrik B dengan gaji Rp 3.250.000,00 per bulan, dan di kantor C dengan gaji Rp 3.500.000,00 per bulan. Jika yang bersangkutan memutuskan untuk kuliah dan bukan bekerja, maka biaya oportunitasnya sebesar Rp 3.500.000,00 perbulan
Contoh 2 :
Perusahaan melakukan pengambilan keputusan mengganti atau tetap memakai mesin yang sekarang digunakan. Jika biaya operasi mesin lama Rp 100.000,00 perbulan, sedangkan biaya operasi mesin baru Rp 75.000,00 perbulan, maka penghematan biaya Rp 25.000,00 perbulan tersebut merupakan biaya peluang atau biaya kesempatan bagi alternatif biaya menggunakan mesin lama.
Contoh 3 :
Tn. Amir seorang karyawan perusahaan swasta di kota "Y" memperoleh gaji Rp 3.000.000,00 per bulan. Karena ingin memiliki usaha sendiri dia berhenti dari perusahaan tempat bekerja dan mendirikan industri batu bata. Pendapatan dari industri batu bata 1 bulan Rp 5.000.000,00, beli bahan Rp 1.500.000,00, upah karyawan Rp 2.000.000,00 dan biaya lain lain Rp 750.000,00. Berdasarkan contoh tersebut maka dapat ditentukan hal-hal berikut ini :
a. Biaya peluang / Biaya implicit sebesar Rp 3.000.000,00
b. Biaya eksplisit = Rp 1.500.000,00 + Rp 2.000.000,00 + Rp 750.000,00
= Rp 4.250.000,00
c. Biaya sesungguhnya = Rp 3.000.000,00 + Rp 4.250.000,00
= Rp 7.250.000,00
d. Laba-Rugi akuntansi = Rp 5.000.000,00 – Rp 4.250.000,00
Laba Akuntansi = Rp 750.000,00
e. Laba-Rugi ekonomi = Rp 5.000.000,00 – Rp 7.250.000,00
Rugi Ekonomi = Rp 2.250.000,00
SKALA PRIORITAS
B. PILIHAN DAN SKALA PRIORITAS
1. Perbuatan Pilihan
Jika anda amati dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu dihadapkan pada suatu pilihan (choice), baik dalam memenuhi kebutuhannya maupun mengalokasikan seluruh pendapatannya, sehingga anda harus bisa melakukan pilihan yang lebih menguntungkan terutama bagi dirinya sendiri. Dengan pendapatan yang terbatas manusia tidak bisa memenuhi kebutuhannya apabila tidak memikirkan kebutuhan mana yang seharusnya dipenuhi terlebih dahulu.Oleh karena itu kita selalu dihadapkan pada masalah pilihan terhadap kebutuhan mana yang harus didahulukan maupun kebutuhan mana yang harus dipenuhi di kemudian hari.
Sebagai contoh Seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) dengan penghasilan yang terbatas, disamping membiayai kebutuhan sehari-hari di rumah juga membiayai kebutuhan sekolah anaknya (SD, SMP, SMA dan Perguruan Tinggi) dan lain-lain.Pada suatu saat anaknya yang melanjutkan ke Perguruan Tinggi minta untuk dibelikan kendaraan (mobil) untuk memperlancar kuliahnya. Maka timbul pertanyaan : Kebutuhan manakan yang harus didahulukan, apakah membeli kendaraan (mobil) atau membiayai sekolahnya?
Seperti telah diuraikan di muka bahwa setiap hari manusia dihadapkan pada suatu pilihan, maka dari itu kita perlu menyusun skala pemenuhan kebutuhan berdasarkan intensitasnya (kepentingannya).Kebutuhan yang memiliki intensitas tinggi harus didahulukan, kemudian baru memenuhi kebutuhan yang memiliki intensitas yang rendah, bahkan lebih rendah lagi. Untuk menyusun skala pemenuhan kebutuhan perlu dipertimbangkan beberapa hal, diantaranya
1. Nilai kegunaan di masa kini ataupun di masa yang akan datang
2. Ketepatan waktu pemenuhan kebutuhan
3. Trend mode atau kecenderungan keadaan saat ini
4. Adat dan kebiasaan yang dilakukan oleh manusia/masyarakat
2. Skala Prioritas
Setiap hari kita selalu dituntut untuk memenuhi kebutuhan hidup. Penghasilan yang kita terima dapat dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Seluruh pendapatan yang diperoleh akan dikeluarkan untuk mencukupi kebutuhan,baik untuk konsumsi dan produksi maupun ditabung. Karena jumlah kebutuhan konsumen tidak terbatas, maka sebaiknya disusun skala prioritas kebutuhan atau daftar urutan kebutuhan, agar pendapatan yang dimiliki dapat digunakan sesuai dengan urutan kepentingannya. Adapun hubungan antara pendapatan dengan konsumsi adalah berbanding terbalik seperti yang dikemukakan oleh sarjana ekonomi Jerman bernama Engel yang terkenal dengan Hukum Engel, berbunyi “Semakin besar pendapatan, semakin kecil bagian pendapatan yang digunakan untuk konsumsi, dan sebaliknya”.
Berdasarkan Hukum Engel, maka kamu perlu berperilaku hidup hemat dengan cara menyusun anggaran dan skala prioritas, sehingga antara besarnya penerimaan dan pengeluaran selalu seimbang. Bagaimanakah cara menyusun skala prioritas kebutuhan? Agar lebih mudah memahami, sebaiknya kamu perhatikan contoh berikut.
Seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) dengan penghasilan sebulan sebesar Rp5.000.000,00 dan telah berkeluarga serta memiliki anak sebanyak 3 anak. Agar dengan gaji tersebut dapat terpenuhi segala kebutuhannya, maka disusun skala prioritas kebutuhan sebagai berikut.
Kebutuhan Primer
Makan dan Minum Rp 1.200.000,00
Listrik, air, telepon (hp) dan internet Rp 500.000,00
Keperluan sekolah anak Rp 600.000,00
BBM Rp 300.000,00
Kebutuhan Sekunder
Keperluan mandi dan cuci Rp 500.000,00
Rekreasi dan jajan Rp 750.000,00
Sosial dan keamanan Rp 250.000,00
Kebutuhan Tersier
Tabungan untuk beli motor Rp 400.000,00
Tabungan untuk masa depan Rp 500.000,00
_____________ +
Jumlah Rp 5.000.000,00
=============
Pengelolaan keuangan
Ialah teknik mengimbangi gaya hidup manusia seperti gaya hidup kosnumtif dengan gaya hidup produktif seperti investasi, menabung ataupun bisnis. Tujuan pengelolaan keuangan ini adalah agar kita terhindar dari kondisi lebih banyak hutang daripada pemasukan.
Menurut indrasto budisantoso dan gunanto (2010) mengemukaan beberapa cara sederhana yang dapat dipraktekkan untuk mengelola uang yang ada padamu atau keluargamu. Cara tersebut antara lain sebagai berikut
1. Belanjalah sesuai anggaran yang disediakan. Kamu bisa berbelanja apa saja, asal sesuai dengan anggaran. Ini artinya jangan sekali-kali berbelanja dengan cara melanggar anggaran yang suda ditetapkan.
2. Khusus pada saat berbelanja, sediakan uang secukupnya saja. Ini merupakan cara agar kamu tidak melanggar anggaran yang telah ditetapkan. Dengan membawa uang seadanya, kamu tidak akan tergoda untuk membeli sesuatu yang sebenarnya tidak penting.
3. Belilah sesuatu berdasarkan kebutuhan dan urutkan kebutuhan tersebut sesuai dengan skala prioritas. Ini artinya jika kita tidak butuh, janganlah membeli suatu barang/jasa. Jikapun butuh, urutkan dari yang paling dibutuhkan agar uangmu bisa terkelola dengan baik.
4. Taruhlah tabungan di nomor paling atas dalam jenis pengeluaran. Ini artinya tabungan menjadi prioritas utama untuk dipenuhi sebelum dibelanjakan ke keperluan lain. Hal ini akan memaksamu untuk menabung sehingga pendapatan tidak semua dibelanjakan.
10 cara cerdas mengatur keuangan pribadi
1. Tetapkan tujuan keuangan
2. Membuat rencana pengeluaran
3. Menahan diri terhadap godaan tawaran penjualan
4. Lacak pengeluaran pribadi
5. Mencari produk serupa yang menawarkan harga lebih murah
6. Lakukan riset online sebelum membeli atau mengunjungi toko
7. Cara pendapatan lebih dari satu sumber
8. Mulai bisnis sendiri
9. Negosiasikan gaji kembali
10. Jangan menghindar dari utang
Subscribe to:
Posts (Atom)